Keberlanjutan kini menjadi tulang punggung strategi bisnis di Indonesia, bukan sekadar agenda sampingan. Banyak perusahaan berbincang mengenai pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif di lingkungan yang penuh ketidakpastian ini.
Hasil survei terkini menunjukkan bahwa lebih dari 40% perusahaan di Indonesia telah mengadopsi kecerdasan buatan sebagai alat untuk menunjang inisiatif keberlanjutan. Dengan banyaknya tekanan dari ekonomi global dan geopolitik, langkah ini dianggap sebagai respons cepat terhadap tantangan yang ada.
Selain itu, pemanfaatan teknologi ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk berinovasi dalam produk dan layanan yang lebih ramah lingkungan. Dalam hal ini, keberlanjutan menjadi bagian integral dari DNA bisnis mereka.
Perubahan Paradigma Keberlanjutan di Lingkungan Bisnis Indonesia
Keberlanjutan tidak hanya dilihat sebagai keharusan, melainkan sebagai strategi yang memberi nilai tambah. Sekitar 48% perusahaan di Indonesia telah menerapkan teknologi untuk mengoptimalkan proses mereka, termasuk dalam pengumpulan dan pelaporan data keberlanjutan.
Dalam survei tersebut, tampak bahwa adopsi teknologi digital, terutama AI, berfungsi sebagai pemacu yang memperkuat tujuan keberlanjutan. Di bidang energi dan efisiensi operasional, AI berperan penting dalam meminimalkan biaya sambil meningkatkan produktivitas.
Hal ini menandakan bahwa perusahaan mulai memandang keberlanjutan sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang. Perubahan seperti ini sangat penting mengingat tantangan yang dihadapi di pasar global.
Tantangan yang Menghadang Keberlanjutan di Dunia Usaha
Meskipun langkah maju dalam keberlanjutan terjadi, tantangan yang ada cukup signifikan. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan kebijakan dan geopolitik, masih mempengaruhi level investasi di sektor ini.
Faktor-faktor tersebut sering kali menahan laju inovasi dan adopsi teknologi baru. Terlebih lagi, regulasi yang belum sepenuhnya mendukung inisiatif keberlanjutan sering kali menghadirkan hambatan tambahan.
Namun, menurut survei terbaru, terlihat tren perbaikan dalam pengurangan hambatan seperti birokrasi dan keterbatasan data, yang menunjukkan adanya iklim investasi yang semakin kondusif.
Strategi ke Depan: Digitalisasi dan Investasi
Digitalisasi jadi salah satu fokus utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam dua tahun mendatang. Diperkirakan, 36–40% perusahaan akan mengalokasikan dana yang signifikan untuk inisiatif keberlanjutan, dengan strategi digitalisasi sebagai nadi utamanya.
Investasi ini mencakup digitalisasi sistem, efisiensi energi, serta keberlanjutan rantai pasok. Dengan penerapan green IT, perusahaan dapat mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas operasional mereka.
Di sektor-sektor seperti utilitas dan jasa keuangan, integrasi teknologi dianggap sangat penting untuk menghadapi permintaan energi yang semakin meningkat. Oleh karena itu, keberlanjutan menjadi prioritas yang tidak bisa ditunda lagi.















