Ketua Umum Partai GESRA, Aji Jaya Bintara, menyambut dengan antusias peralihan posisi Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa. Dia percaya bahwa perubahan ini akan membawa angin segar serta inovasi dalam kebijakan keuangan negara yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.
Menurut Kang Jaya, sapaan akrabnya, Purbaya memiliki potensi untuk menerapkan konsep Prabowonomics yang lebih memfokuskan pada peran negara dalam mencapai keadilan sosial. Hal ini diharapkan dapat memfasilitasi perjalanan ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Kang Jaya menilai reaksi pasar terhadap Menteri Keuangan yang baru sangat positif. Purbaya, dikenal sebagai tokoh yang mengerti mekanisme pasar, diharapkan mampu menjadikan kebijakan fiskal dan moneter berjalan seiring untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Prabowo memposisikan Indonesia ke arah optimisme, dan pernyataan Menteri Keuangan tentang prospek yang lebih baik dalam tiga bulan ke depan dianggap mampu membangkitkan semangat masyarakat. Namun, publik tetap menunggu langkah nyata Purbaya untuk melihat dampaknya dalam tatanan ekonomi.
Saya percaya bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif menjadi langkah pertama yang perlu diambil. Purbaya harus mampu merancang strategi yang tepat untuk menggelontorkan dana yang signifikan agar memberikan efek domino positif.
Pentingnya Kebijakan Fiskal dan Moneter yang Ekspansif bagi Perekonomian
Salah satu langkah awal yang diambil Purbaya adalah mengalokasikan dana sebesar Rp 200 triliun kepada lima bank besar Himbara. Ini merupakan tindakan strategis yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit di sektor riil yang saat ini memerlukan dukungan lebih besar.
Kendati demikian, terdapat kekhawatiran bahwa dana tersebut dapat kembali lagi ke Bank Sentral, mengingat kondisi perekonomian yang belum stabil. Dalam hal ini, tanggung jawab bank untuk menyalurkan dana tersebut kepada sektor riil sangat penting.
Faktanya, pertumbuhan kredit Indonesia mengalami penurunan, dengan angka Juli hanya mencapai 7,03% dibandingkan bulan sebelumnya. Melemahnya daya beli masyarakat dan ketidakpastian ekonomi global juga menjadi faktor penyebab yang harus diperhatikan dalam merumuskan kebijakan.
Purbaya perlu berani mendorong bank untuk berinvestasi dalam sektor-sektor strategis yang berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara lebih cepat dan efisien. Tanpa keberanian dari institusi keuangan, kebijakan ini mungkin tidak akan berjalan semestinya.
Untuk itu, keterlibatan aktif dari para stakeholder di sektor keuangan menjadi penting, guna memastikan dana dapat terdistribusi secara efektif dan efisien kepada masyarakat yang membutuhkan. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dan semua pihak terkait.
Mendorong Akselerasi Penyerapan Anggaran dalam APBN
Kebijakan kedua yang ditekankan oleh Kang Jaya adalah akselerasi penyerapan anggaran dalam APBN. Ini menjadi sangat krusial untuk menciptakan aktivitas ekonomi yang lebih merata di seluruh pelosok Indonesia. Hingga Juli 2025, penyerapan tersebut mencapai 54,47%, angka yang cukup menggembirakan.
Penyederhanaan birokrasi dan percepatan proses pengadaan melalui sistem e-procurement merupakan kunci untuk mencapai akselerasi ini. Selain itu, perlu adanya penguatan aturan teknis dan sumber daya manusia agar implementasi bisa lebih efisien.
Prioritas harus diberikan kepada kementerian yang memiliki anggaran terbesar, termasuk Kementerian Pertahanan dan Kementerian Kesehatan. Upaya tersebut akan memastikan bahwa dana yang ada tidak hanya terserap, tetapi juga dapat memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat.
Sinkronisasi antara program prioritas dan kebijakan anggaran antara pusat dan daerah juga harus diperhatikan. Ini dapat menjadi fondasi penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kedepannya, pemerintah perlu lebih fokus dalam menjaga konektivitas antara berbagai kebijakan untuk memaksimalkan dampak ekonomi dari setiap program yang diterapkan. Ini semua demi menjaga agar pertumbuhan ekonominya tetap inklusif dan merata.
Peran Strategis untuk Mewujudkan Keadilan Sosial dalam Ekonomi
Salah satu tujuan utama dari semua kebijakan yang direncanakan adalah mewujudkan keadilan sosial dalam ekonomi. Hal ini sejalan dengan prinsip Prabowonomics yang dicanangkan. Purbaya diharapkan dapat membentuk kebijakan yang memberi manfaat kepada semua lapisan masyarakat.
Penting untuk menghindari ketimpangan yang berlarut-larut dan menciptakan sistem ekonomi yang adil. Ini akan memungkinkan semua warga negara untuk mendapatkan akses yang setara terhadap sumber daya dan peluang, meskipun dalam keadaan yang sulit.
Selain mengedepankan aspek fiskal dan moneter, setiap program yang diluncurkan harus memperhitungkan dampak sosial yang ditimbulkan. Rasa kepemilikan masyarakat dalam program-program ini akan meningkatkan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan.
Inovasi dalam pelaksanaan kebijakan di tingkat lokal juga harus dioptimalkan, agar pencapaian dalam ekonomi bisa lebih konkret dan terasa langsung oleh masyarakat. Keterlibatan seluruh elemen bangsa menjadi sangat penting dalam proses ini.
Dengan mengedepankan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat, diharapkan Indonesia mampu menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan. Kesejahteraan bersama akan tercapai jika semua pihak saling mendukung dan berperan aktif.