Dalam sebuah kasus penculikan yang melibatkan banyak tersangka, proses pengumpulan dana untuk eksekusi menjadi sorotan utama. Keberadaan uang tunai dalam jumlah besar menandakan adanya perencanaan yang matang di balik aksi tersebut.
Penggalangan dana dimulai dari tersangka C, yang bertindak sebagai otak dari seluruh operasi ini. Melalui tersangka DH, ia mempersiapkan uang sebesar Rp 60 juta yang kemudian disetorkan kepada JP sebagai bentuk implementasi rencana mereka.
Pada tanggal 19 Agustus 2025, Kopda FH mengajukan permintaan untuk operasional sebesar Rp 5 juta. Permintaan tersebut diakomodasi dengan cepat, di mana JP menyerahkan uang tersebut kepada Serka N, menandakan langkah berikutnya dalam rencana besar ini.
Rincian Pembayaran dalam Kasus Penculikan yang Terungkap
Di hari yang krusial, 20 Agustus 2025, JP kembali hadir ke arena dengan menyerahkan uang tunai sebesar Rp 95 juta kepada Serka N. Uang tersebut bersumber dari hasil penggodokan sebelumnya yang dirancang untuk mendukung eksekusi penculikan.
Setelah menerima uang tersebut, Serka N melanjutkan untuk mentransfer sejumlah dana ke Kopda FH di sebuah kafe yang terletak di Rawamangun. Pemberian uang ini merupakan langkah kunci dalam menjalankan rencana yang telah disusun sebelumnya.
Selang waktu setelah transaksi uang, Kopda FH segera menghubungi EW untuk mengatur pertemuan. Pada saat itu, EW datang bersama empat rekan lainnya menggunakan kendaraan Avanza putih, melengkapi barisan pelaku yang terlibat dalam aksi ini.
Kedatangan Rekan Pelaku dan Pembagian Uang
Menurut keterangan resmi dari Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, setelah pertemuan tersebut, EW menerima Rp 45 juta dari total dana yang diberikan. Pembagian ini menunjukkan adanya pembagian tugas di antara para tersangka.
Setelah mendapat uang, EW membagi dana tersebut kepada tiga rekannya, yaitu AT, JR, dan RA. Masing-masing tersangka mendapatkan bagian sebesar Rp 8 juta, menandakan bahwa semua pihak terlibat dalam eksekusi penculikan ini.
Melalui semua transaksi tersebut, total dana yang telah diserahkan oleh JP kepada Kopda FH telah mencapai Rp 100 juta. Dengan biaya operasional yang digunakan untuk penculikan sekitar Rp 45 juta, tersisa Rp 55 juta yang menunjukkan adanya pengelolaan yang cermat oleh para pelaku.
Proses Penegakan Hukum dan Issu yang Dihadapi
Setelah rangkaian transaksi dan eksekusi penculikan berlangsung, pihak kepolisian melakukan penyelidikan intensif. Proses hukum mulai berjalan ketika bukti-bukti dan kesaksian dari pelaku yang terlibat berhasil dikumpulkan.
Penyelidikan ini menghadapi tantangan besar, mengingat banyaknya aktor yang terlibat dalam kasus ini. Dari otak kejahatan hingga pelaksana lapangan, semua memiliki perannya masing-masing yang krusial untuk keberhasilan misi ini.
Komitmen pihak kepolisian untuk mengadili semua pelaku memberikan harapan bagi masyarakat. Mereka berupaya untuk membawa para pelaku ke pengadilan dan memastikan bahwa tindakan kriminal semacam ini tidak dibiarkan begitu saja.