Ibu muda masa kini sering kali terjebak dalam ekspektasi tinggi untuk menjadi ‘ibu sempurna’. Ketika bayi menangis dan mereka tidak bisa menenangkan, rasa panik, bersalah, hingga menyalahkan diri sendiri bisa muncul dengan cepat.
Untuk mengatasi kepanikan ini, Saskhya memberikan saran untuk mengambil jeda sejenak sebelum berusaha menenangkan bayi. Mengambil jeda enam hingga tujuh detik dapat membantu ibu menata pikiran agar lebih siap menghadapi situasi ini dengan lebih tenang.
Dengan menciptakan ruang untuk bernapas, ibu bisa memfokuskan emosi dan kembali melihat kebutuhan anak. Hal ini penting agar tidak larut dalam stres, yang bisa dirasakan bayi dan memengaruhi suasana hati mereka.
Ketika ibu merasa lebih tenang, mereka dapat lebih fokus pada apa yang dibutuhkan anak. Hal ini juga mengurangi risiko kesalahan dalam menangani situasi, sehingga kedua belah pihak menjadi lebih tenang dan harmonis.
Mengapa Ibu Perlu Mengelola Stres dalam Mengasuh Anak?
Pentingnya mengelola stres dalam situasi pengasuhan sangat tidak dapat ditawar. Stres tidak hanya memengaruhi ibu, tetapi juga dapat berefek langsung pada bayi dan perkembangan emosionalnya.
Ketika ibu merasa tertekan, mereka mungkin tidak mampu memberikan respons yang tepat terhadap kebutuhan bayi. Ketidakmampuan ini tidak hanya membuat ibu merasa bersalah, tetapi juga dapat menyebabkan bayinya merasakan kecemasan.
Tanpa manajemen stres yang baik, komunikasi antara ibu dan bayi bisa terganggu. Ini berpotensi memengaruhi keterikatan emosional yang penting selama tahun-tahun awal kehidupan anak.
Pemahaman tentang pentingnya pengelolaan stres membantu ibu untuk lebih fokus dan responsif terhadap kebutuhan anak. Keharmonisan hubungan yang terjalin dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan psikologis kedua belah pihak.
Praktik Menenangkan Diri Sebelum Menangani Bayi yang Menangis
Ada beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh ibu untuk menenangkan diri sebelum menangani situasi sulit. Salah satu metode adalah dengan mengatur napas secara mendalam, yang dapat membantu menurunkan ketegangan dalam tubuh.
Ibu juga bisa melakukan stretching ringan untuk mengurangi ketegangan otot yang mungkin terbentuk. Melakukan gerakan ini selama beberapa menit dapat menghasilkan efek tenang yang lebih besar.
Selain itu, ibu bisa mendengarkan musik lembut atau suara alam yang menenangkan. Suara yang menyejukkan bisa menjadi langkah awal untuk mengalihkan pikiran dari kecemasan yang mungkin dirasakan.
Ada pula teknik memvisualisasikan tempat yang menyenangkan untuk mengalihkan pikiran dari situasi yang menantang. Gambar mental yang indah dan damai dapat mempermudah ibu menemukan kembali fokusnya.
Membangun Hubungan yang Harmonis dengan Bayi
Penting bagi ibu untuk memahami bahwa hubungan yang harmonis dengan bayi akan sangat mendukung perkembangan mereka. Saat ibu dapat menenangkan diri, bayi pun lebih mungkin merasa aman dan dicintai.
Hubungan ini akan memberikan landasan bagi pembentukan rasa percaya yang sehat. Ketika bayi merasa aman, mereka lebih cenderung untuk menjelajahi dunia sekitarnya dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Melalui interaksi yang positif, ibu juga dapat memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak. Hal ini penting untuk membantu anak belajar mengelola emosi mereka sendiri di kemudian hari.
Dengan terus memperbaiki komunikasi, ikatan emosional antara ibu dan anak akan semakin kuat. Proses ini bisa menjadi bekal bagi anak ketika mereka menghadapi tantangan di kehidupan mereka kelak.