Jimly juga mendorong Mardiono dan Agus beserta para pendukungnya untuk segera bertemu dan mencari jalan damai. “Rekonsiliasi dibutuhkan agar PPP bisa bangkit setelah gagal meloloskan wakilnya ke DPR RI pada Pemilu 2024. Itu kesalahan bersama, bukan satu orang semata. Mudah-mudahan bisa diselesaikan,” kata dia.
Sebagai informasi, AD/ART PPP Bab III tentang pimpinan pada Pasal 6 memuat lima syarat untuk dapat dipilih menjadi pengurus DPP PPP di semua tingkatan. Khusus untuk jabatan ketua umum, syaratnya antara lain harus pernah menjadi Pengurus Harian DPP PPP dan/atau Ketua DPW PPP sekurang-kurangnya satu masa bakti penuh, terhitung sejak diangkat dalam muktamar/musyawarah wilayah hingga pelaksanaan muktamar berikutnya.
Artinya, seseorang yang berstatus kader atau memiliki KTA namun belum memenuhi syarat pengalaman tersebut, tidak bisa dicalonkan sebagai ketua umum.
Pentingnya Rekonsiliasi dalam Organisasi Politik
Rekonsiliasi dalam suatu organisasi politik seperti PPP menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan. Ketika terjadi perpecahan atau konflik, cara terbaik untuk menghadapinya adalah dengan merangkul semua pihak untuk berdialog.
Menciptakan suasana yang kondusif dan terbuka bagi semua anggota akan sangat membantu dalam membangun kembali kepercayaan yang mungkin telah hilang. Dalam hal ini, komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk menyelesaikan perbedaan dan mencari solusi bersama.
Ketika proposisi untuk pertemuan diajukan, semua pihak seharusnya bersikap terbuka dan bersedia mendengarkan pendapat satu sama lain. Hal ini dapat memudahkan proses rekonsiliasi dan memastikan bahwa semua suara didengar.
Memahami Syarat Menjadi Pengurus DPP PPP
Syarat-syarat yang tercantum dalam AD/ART PPP memiliki tujuan untuk menjaga kualitas dan integritas kepemimpinan. Pengalaman sebagai pengurus sebelumnya diharapkan dapat membekali calon pemimpin dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, bagi calon ketua umum yang belum pernah menjabat dalam posisi penting sebelumnya, dapat sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari anggota. Sebaliknya, mereka yang memiliki track record yang baik cenderung lebih dihormati dan dianggap kapabel.
Dengan penetapan syarat yang jelas, diharapkan akan lahir generasi pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi organisasi dan anggota. Ini juga membantu dalam menciptakan kepemimpinan yang lebih stabil dan responsif terhadap kebutuhan anggota.
Strategi untuk Membangun Kembali Kepercayaan Anggota
Setelah terjadi ketidakpuasan dalam suatu organisasi, membangun kembali kepercayaan anggota menjadi langkah yang harus diambil. Ini bisa dilakukan melalui transparansi dan akuntabilitas dalam setiap langkah yang diambil.
Adanya komunikasi yang jelas mengenai tujuan, tindakan, dan hasil yang ingin dicapai akan memudahkan anggota untuk ikut serta dalam proses tersebut. Selain itu, melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan juga dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
Penggunaan mekanisme feedback juga dapat menjadi alat yang baik untuk menilai keefektifan strategi-strategi yang diimplementasikan. Dengan adanya masukan dari anggota, organisasi dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.