Temuan mengenai mikroplastik dalam air hujan telah menimbulkan berbagai kekhawatiran. Reza mengungkapkan bahwa partikel mikroplastik ini sangat halus, bahkan lebih kecil dari debu biasa, sehingga risikonya untuk terhirup atau masuk ke tubuh melalui makanan dan air menjadi sangat tinggi.
Dia menekankan bahwa yang menjadi masalah bukan hanya air hujan itu sendiri, melainkan kontaminasi mikroplastik yang tersembunyi di dalamnya. Partikel-partikel ini mengandung bahan kimia berbahaya dan dapat menyerap polutan lainnya, yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia.
Selain itu, meski memang diperlukan penelitian lebih lanjut, sudah banyak studi global yang menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat menyebabkan akibat serius. Masalah kesehatan yang mungkin timbul antara lain adalah stres oksidatif, gangguan hormon, dan kerusakan jaringan yang bisa berujung pada penyakit lebih serius.
Akibat Lingkungan dari Paparan Mikroplastik yang Tinggi
Reza juga mengingatkan bahwa mikroplastik dalam air hujan tak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga pada lingkungan. Ia menjelaskan bahwa air hujan yang terkontaminasi dapat mencemari sumber air permukaan serta laut, dan hal ini akan masuk ke dalam rantai makanan.
Pencernaan mikroplastik oleh makhluk hidup di ekosistem dapat memicu dampak lanjutan yang berpotensi merusak keseimbangan lingkungan. Kontaminasi ini dapat mengganggu kehidupan berbagai spesies dan mengancam biodiversitas.
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan langkah-langkah yang didukung oleh berbagai sektor. Reza menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk pengawasan dan pengelolaan lebih baik terkait keberadaan mikroplastik.
Langkah-Langkah untuk Mengatasi Masalah Mikroplastik
BRIN merekomendasikan beberapa langkah konkret untuk mengurangi efek negatif mikroplastik. Pertama, mereka mendorong peningkatan riset dan pemantauan kualitas udara serta air hujan secara rutin, terutama di kota-kota besar yang memiliki potensi pencemaran lebih tinggi.
Penting pula untuk memperbaiki pengelolaan limbah plastik dari hulu. Hal ini mencakup pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan peningkatan fasilitas daur ulang untuk mengurangi jumlah limbah plastik di lingkungan.
Lebih jauh lagi, industri tekstil diharapkan bisa menerapkan sistem filtrasi pada mesin cuci. Ini akan membantu menangkap serat sintetis yang seringkali terlepas saat proses pencucian, yang merupakan salah satu penyebab mikroplastik masuk ke dalam sistem air.
Pentingnya Kesadaran Masyarakat dalam Mengurangi Penggunaan Plastik
Reza mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan pengurangan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Mengelola sampah dengan bijaksana, seperti memilah antara sampah organik dan non-organik, merupakan langkah kecil yang bisa berdampak besar terhadap lingkungan.
Selain itu, membakar limbah sembarangan adalah praktik yang sangat merugikan. Asap yang dihasilkan serta residu yang ditinggalkan dapat berkontribusi pada polusi udara yang lebih tinggi dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
“Apa yang terjadi di Jakarta merefleksikan pola perilaku masyarakat,” tegas Reza. Aspek ini menunjukkan betapa setiap tindakan kecil kita, seperti membuang plastik, dapat berakhir menjadi masalah besar di kemudian hari.