Penipuan di sektor keuangan semakin canggih dengan adanya kemajuan teknologi. Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menjadi salah satu yang merasakan dampaknya ketika namanya dicatut oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sadewo mengungkapkan bahwa modus penipuan ini bervariasi, bahkan melibatkan penggunaan teknologi canggih untuk memperdaya orang lain. Ia juga meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan yang berkaitan dengan keuangan.
“Modus penipuan sekarang ini sudah merambah ke level yang lebih tinggi,” katanya dengan nada prihatin. Contohnya, namanya dipakai untuk meminta uang dengan dalih mendesak melalui aplikasi pesan instan.
Pentingnya Menyadari Penipuan di Era Digital
Era digital memudahkan akses informasi, tetapi juga membuka peluang bagi penipuan. Di tengah perkembangan teknologi ini, masyarakat perlu melek terhadap berbagai macam modus penipuan yang bertebaran.
Bupati Banyumas mengatakan, teknologi kini banyak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Sebelumnya mereka hanya menggunakan nama saya dan pejabat lain, sekarang mereka semakin berani memakai kecerdasan buatan untuk meniru suara dan wajah,” ujarnya.
Teknologi seperti artificial intelligence (AI) digunakan untuk membuat video call seolah-olah dari orang yang dikenal. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi konsumen untuk lebih teliti dan tidak mudah percaya.
Pengalaman Pribadi dan Duka Penipuan
Sadewo menceritakan pengalamannya ketika mendapatkan pesan dari seseorang yang mengaku dirinya. “Ada yang menghubungi dengan meminta uang Rp 5 juta untuk downpayment mobil, menggunakan nama saya,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa penipu tersebut bahkan melakukan video call menggunakan teknologi AI yang dirancang menyerupai dirinya. Ini bukan hanya merugikan nama baik, tetapi juga menciptakan ketidakpastian bagi masyarakat.
Sadewo menekankan bahwa pendidikan masyarakat tentang inklusi keuangan sangat penting, terutama untuk menghadapi ancaman penipuan yang semakin kompleks. “Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan ini adalah langkah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat,” ungkapnya.
Inklusi Keuangan dan Edukasi untuk Masyarakat
Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025 di Purwokerto, diharapkan menjadi ajang edukasi bagi masyarakat. Sadewo menjelaskan bahwa pameran ini bukan hanya sekadar untuk memperkenalkan produk keuangan, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan keuangan.
“Ini kesempatan bagi kita semua untuk belajar dan memahami pengelolaan keuangan dengan baik,” tambahnya. Masyarakat perlu tahu cara melindungi diri dari risiko penipuan yang marak terjadi.
Sadewo berharap semakin banyak orang yang dilibatkan dalam kegiatan edukatif seperti ini. “Dengan pemahaman yang baik, masyarakat bisa mengenali dan menghindari berbagai bentuk penipuan yang ada,” pungkasnya.