Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Yassierli, baru-baru ini bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Qatar, Ali bin Saeed bin Samikh Al Marri, dalam acara penting yang berlangsung di Doha. Pertemuan ini menjadi bagian dari The 6th Session of the Islamic Conference of Labour Ministers yang digelar di Rosewood Doha Hotel.
Dalam diskusi yang berlangsung, Menaker Yassierli menekankan bahwa kerjasama antara Indonesia dan Qatar adalah hal yang sangat penting. Dia menyebutkan perlunya peningkatan kompetensi tenaga kerja serta pengembangan program pemagangan untuk generasi muda dalam sektor-sektor strategis di kedua negara.
“Indonesia dan Qatar memiliki peluang besar untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan. Ini bisa dilakukan melalui pelatihan bersama, program pemagangan, dan pertukaran keahlian di bidang produktivitas,” ungkap Yassierli dalam rilis pers yang disampaikan kepada publik.
Pentingnya Kemitraan Internasional dalam Sektor Ketenagakerjaan
Kemitraan internasional antara negara-negara seperti Indonesia dan Qatar adalah langkah strategis untuk meningkatkan perekonomian kedua negara. Melalui program-program yang terencana, potensi kedua negara dapat dimaksimalkan, sehingga menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Selain itu, kerjasama ini juga bisa membuka kesempatan bagi generasi muda untuk mendapatkan pengalaman serta pelatihan di lingkungan kerja yang profesional. Yassierli juga memberikan apresiasi atas peran penting Qatar dalam mendukung investasi yang berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Pada pertemuan ini, Menaker Yassierli menyampaikan harapannya agar lebih banyak perusahaan besar di Qatar seperti Qatar Airways dan QatarEnergy terlibat dalam program pemagangan. Melalui skema tersebut, peluang kerja untuk tenaga muda Indonesia diharapkan dapat meningkat.
Program Pemagangan sebagai Solusi untuk Meningkatkan Keterampilan
Program pemagangan yang direncanakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja muda. Selain memberikan pengalaman kerja, program ini juga akan menyiapkan mereka dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Melalui skema government-to-government special apprenticeship visa, Yassierli meyakini bahwa kolaborasi ini akan membawa hasil yang positif. Hal ini memberikan kesempatan bagi peserta magang untuk mengasah keterampilan mereka dalam berbagai sektor yang strategis.
Kerjasama ini tidak hanya akan menguntungkan Indonesia, tetapi juga Qatar yang memerlukan tenaga kerja terampil untuk berbagai proyek pembangunan yang sedang berlangsung. Keterampilan yang diperoleh melalui pemagangan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kedua negara.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Fokus Bersama yang Harus Diperhatikan
Selain program pemagangan, isu keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi perhatian utama dalam pertemuan ini. Yassierli mengundang Qatar untuk melakukan kolaborasi dalam pelatihan keselamatan kerja di sektor pertanian dan konstruksi.
Pentingnya keselamatan di tempat kerja tidak bisa dianggap remeh. Dalam konteks ini, kerja sama dalam pelatihan akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif bagi semua pekerja. Hal ini juga sesuai dengan standar internasional yang diharapkan dapat diterapkan di kedua negara.
Melalui pelatihan bersama, kedua negara dapat meningkatkan budaya keselamatan kerja di sektor-sektor tersebut. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh, diharapkan pelaksanaannya dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja.
Langkah Selanjutnya: Kolaborasi Berkelanjutan untuk Masa Depan
Menaker Yassierli juga berencana untuk mengundang Menteri Tenaga Kerja Qatar untuk berkunjung ke Indonesia. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk meninjau pusat pelatihan vokasi dan produktivitas yang ada di Indonesia.
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang untuk kerjasama lebih lanjut di masa depan, termasuk dalam pelatihan dan program-program lain yang bisa bermanfaat bagi kedua negara. Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan hubungan yang lebih kuat di bidang ketenagakerjaan.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menciptakan dunia kerja yang inklusif dan berorientasi pada kesejahteraan tenaga kerja. Kerja sama yang didasarkan pada solidaritas antarnegara diharapkan dapat mewujudkan visi tersebut di tingkat internasional.