Total ada 19 pawang gajah yang bertugas di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, Riau, saat ini terdapat 14 gajah Sumatera. Dari jumlah tersebut, 10 jantan dan empat betina, antara lain Pato, Vera, dan Dayang, yang menjadi bagian dari upaya pelestarian satwa ini.
Syahron bersama keluarganya berdoa agar gajah Togar yang mereka rawat dapat tumbuh menjadi gajah yang baik dan patuh. “Kami bertekad merawat Togar hingga akhir hayatnya dan berharap dapat menguburkannya jika diizinkan,” ujarnya dengan penuh harap.
Togar dan Gajah Sumatera adalah satwa asli Indonesia yang kini berada dalam status terancam punah. Penurunan populasi mereka disebabkan oleh perburuan liar, hilangnya habitat, dan konversi lahan yang masif, menjadi ancaman nyata untuk keberlangsungan spesies ini.
Meskipun dalam kondisi terancam, gajah memiliki peran ekologis yang sangat penting sebagai penyebar benih yang berkontribusi pada keanekaragaman hutan. PT Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan berkomitmen untuk melindungi ekosistem gajah yang hidup liar dengan mendukung tempat konservasi dan pelatihan gajah yang berkelanjutan.
Manager Community Involvement & Development PT Pertamina Hulu Rokan, Iwan Ridwan Faizal, menyatakan bahwa sejak 2023, mereka bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau dalam pengembangan PLG Minas. Sinergi ini bertujuan untuk memperkuat upaya pelestarian gajah dan habitatnya.
Dari hasil kerjasama itu, alat pemantauan GPS Collar terpasang pada gajah untuk melacak pergerakan mereka. Dengan teknologi ini, pihak berwenang dapat mengawasi keberadaan gajah dan mencegah konflik dengan masyarakat yang tinggal di dekat habitat mereka.
“Langkah ini sejalan dengan komitmen Pertamina untuk menjaga keanekaragaman hayati,” kata Iwan. Mereka ingin memastikan bahwa keberadaan gajah tidak hanya terlindungi tetapi juga dapat berinteraksi dengan baik dengan manusia.
Peran Penting Gajah dalam Ekosistem dan Konservasi
Menyinggung peran gajah dalam ekosistem, hewan ini tidak hanya berfungsi sebagai penyebar benih tetapi juga membantu menjaga keseimbangan alam. Dengan memakan dan mengeluarkan biji dari buah yang mereka konsumsi, gajah berkontribusi pada regenerasi tanaman hutan.
Namun, pelestarian gajah memerlukan kerjasama berbagai pihak. Dari segi masyarakat, pemahaman akan perlunya konservasi kehijauan harus ditanamkan agar mereka dapat hidup berdampingan dengan gajah tanpa rasa takut. Pendidikan masyarakat akan memberikan dampak positif dalam mengurangi konflik antara gajah dan manusia.
Selain itu, perlu ada usaha dari pemerintah dan swasta untuk menciptakan kebijakan yang mendukung perlindungan satwa ini. Penegakan hukum terhadap perburuan liar dan pengrusakan habitat harus dilakukan secara tegas untuk memastikan masa depan gajah Sumatera yang lebih cerah.
Inisiatif Pertamina dalam Menjaga Biodiversitas
Keanekaragaman hayati menjadi salah satu target utama bagi banyak perusahaan, termasuk Pertamina. Guna memenuhi tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 15, perusahaan ini berupaya untuk melindungi dan memulihkan ekosistem daratan di mana gajah hidup.
Fokus Pertamina dalam kaitannya dengan lingkungan juga mencakup upaya untuk memastikan kesejahteraan manusia bersamaan dengan keberlangsungan spesies terancam punah. Melestarikan satwa seperti gajah tidak hanya menguntungkan ekosistem tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan komunitas yang tinggal di sekitarnya.
Inisiatif tersebut mencakup pengembangan infrastruktur dan sumber daya yang mendukung keanekaragaman hayati di area kerja mereka. Pertamina percaya bahwa peran aktif dalam konservasi akan menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
Kolaborasi dan Edukasi untuk Masa Depan Gajah Sumatera
Humas Khusus PLG Minas, Muktiali Harahap, menjelaskan bahwa pusat ini juga berfungsi sebagai tempat evakuasi bagi gajah yang terlibat konflik dengan masyarakat. Pengembangan fasilitas ini adalah langkah strategis dalam menjaga populasi gajah di Riau.
Kegiatan edukasi di PLG Minas memainkan peran krusial dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya keberadaan gajah. Muktiali menjelaskan bahwa dengan memberi pemahaman dan pengetahuan, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan melindungi gajah sebagai bagian dari ekosistem.
Gajah Sumatera sebagai simbol kekayaan alam Indonesia tidak boleh punah. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta sangat penting dalam melestarikan gajah dan habitatnya. Melalui kerja sama ini, harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi gajah dan manusia masih ada.













