Usulan untuk memberhentikan Anggota DPR RI non-aktif melalui Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) telah menimbulkan kontroversi dan perdebatan. Koordinator Mahasiswa Pemantau Parlemen, Bintang Wahyu, menilai tindakan tersebut tidak tepat dan berpotensi memicu ketidakadilan bagi para anggota yang terlibat.
Bintang menegaskan bahwa para anggota DPR yang di non-aktifkan merupakan korban dari disinformasi dan fitnah. Mereka mengalami serangan dari kelompok-kelompok yang ingin menciptakan kegaduhan di masyarakat.
Dampak Disinformasi Terhadap Anggota DPR
Bintang mencatat nama-nama seperti Sahroni, Uya Kuya, Nafa Urbach, Adies Kadir, dan Rahayu Saraswati termasuk dalam yang di non-aktifkan. Dia menegaskan bahwa tidak ada di antara mereka yang terlibat dalam tindakan kriminal atau pelanggaran hukum yang berat.
Menurut Bintang, kesalahan yang ada justru berasal dari pihak yang menyebarkan disinformasi. Hal ini mengakibatkan pelafalan mereka sebagai penjahat tanpa bukti yang jelas terasa sangat tidak adil.
Ia juga menyebutkan bahwa tidak sepatutnya mereka diberhentikan karena tidak ada pelanggaran kode etik atau hukum yang terbukti. Sehingga, penilaian negativ terhadap mereka sangat merugikan.
Sungguh ironis, katanya, para anggota yang seharusnya menjadi wakil rakyat kini justru memperoleh cap buruk. Tindakan mempermalukan mereka tanpa alasan yang logis seharusnya mendapatkan perhatian serius dari publik.
Kepentingan Memulihkan Nama Baik Anggota DPR
Bintang berpendapat bahwa pemulihan nama baik para anggota DPR yang non-aktif merupakan suatu keharusan. Di tengah situasi yang penuh dengan tuduhan, mereka berhak untuk mendapatkan keadilan dan klarifikasi yang setara.
Ia menambahkan bahwa langkah ini akan mengembalikan kepercayaan publik terhadap institusi legislatif. Upaya untuk menormalisasi reputasi mereka penting bagi kelangsungan demokrasi yang sehat.
Selain itu, jika anggota DPR terus-terusan diajukan untuk di-PAW, hal ini akan menambah kerugian bagi bangsa. Penggantian yang terburu-buru akan mengganggu kinerja dan stabilitas di dalam dewan.
Oleh karena itu, mendesak pemulihan nama baik mereka menjadi langkah strategis. Langkah ini akan menciptakan iklim politik yang lebih kondusif dan transparan di DPR.
Pentingnya Transparansi dan Keadilan dalam Proses Hukum
Transparansi dalam proses hukum perlu dijunjung tinggi agar tidak ada anggota DPR yang dirugikan secara sepihak. Bintang mendorong agar semua pihak berperan dalam mendukung keadilan bagi mereka yang difitnah.
Ia juga mengharapkan agar institusi hukuman tidak disalahgunakan untuk menyerang citra individu. Setiap keputusan harus berbasis fakta dan jelas, bukan berdasarkan opini atau rumor yang tidak berdasar.
DPR sebagai lembaga tinggi negara seharusnya menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip keadilan dan transparansi. Ini penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat kepada wakil rakyat.
Dengan demikian, memperjuangkan hak-hak anggota DPR yang non-aktif harus menjadi perhatian utama. Penanganan yang tepat terhadap isu ini akan meningkatkan legitimasi lembaga legislatif di mata publik.















