Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkolaborasi dengan Australian Defence Force (ADF) baru-baru ini menggelar latihan gabungan yang fokus pada penanggulangan bencana alam. Kegiatan ini berlangsung di Bayah, Kabupaten Lebak, Banten Selatan, dan bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas respons kedua angkatan saat menghadapi situasi darurat.
Latihan ini menandakan komitmen kedua pihak dalam memperkuat kerjasama pertahanan dan keamanan. Tampak para peserta dari kedua angkatan bekerja sama dalam simulasi yang dirancang untuk menangani berbagai skenario bencana.
Kemampuan untuk berkolaborasi dalam penanggulangan bencana menjadi sangat penting, terutama mengingat Indonesia yang sering mengalami kejadian alam yang tidak terduga. Latihan ini diharapkan dapat menciptakan titik temu bagi kedua angkatan dalam upaya aktif menangani berbagai situasi darurat di masa mendatang.
Latihan Gabungan dalam Penanggulangan Bencana Alam di Bayah
Latihan yang digelar di Bayah ini merupakan kelanjutan dari sesi pelatihan kelas yang telah diselenggarakan sebelum hari H. Pada 20 Oktober 2025, sesi kelas diadakan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Sesko AL) Jakarta, memberikan peserta pemahaman teoretis yang sangat penting.
Paban VIII/Latma Biro Lat Sops TNI, Kolonel Arm Edwin Habel, menjelaskan kompleksitas skenario latihan kali ini. “Kami memilih tema penanggulangan bencana, yang bertujuan untuk mempersiapkan personel dalam berbagai tahap, mulai dari peristiwa bencana hingga penanganan terhadap para korban,” ujarnya.
Simulasi yang dilakukan tidak hanya bertujuan melatih kemampuan teknis, tetapi juga membangun komunikasi efektif di antara anggota TNI dan ADF. “Kami berharap dengan adanya komunikasi yang baik, penanganan bencana dapat dilakukan dengan lebih efisien,” imbuh Edwin.
Rangkaian Latihan yang Disusun Secara Terstruktur
Proses latihan dimulai dengan simulasi terjadinya bencana yang membutuhkan penyebaran informasi kepada masyarakat. Di sini, peserta latihan belajar bagaimana cara melakukan komunikasi yang efektif dan tepat waktu dalam keadaan darurat.
Setelah informasi disebarluaskan, evakuasi warga menjadi langkah selanjutnya yang dijalankan. Dalam tahap ini, ketrampilan fisik dan logistik sangat diuji, serta koordinasi antar unit untuk membawa warga ke lokasi yang lebih aman.
Penanganan kesehatan juga menjadi perhatian penting selama latihan ini. Setelah evakuasi, peserta berfokus pada pendataan pengungsi, serta memberikan pertolongan medis kepada mereka yang membutuhkan, yang mencakup penanganan trauma dan kebutuhan dasar lainnya.
Interaksi Sosial sebagai Bentuk Kerjasama Masyarakat
Selain melaksanakan latihan lapangan, kegiatan ini juga mencakup interaksi sosial dengan masyarakat setempat. Para anggota TNI dan ADF mengunjungi SMA Negeri 1 Bayah, berinteraksi dengan guru dan siswa untuk menjelaskan tujuan dari latihan yang sedang dijalankan.
Dialog yang dibangun dalam interaksi ini diharapkan dapat membangun kepercayaan antara masyarakat dan aparat pemerintahan. Selain itu, kerjasama ini juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk lebih memahami pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana.
Koordinasi dengan tenaga kesehatan juga tidak kalah pentingnya, dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Malimping. Di sini, peserta latihan berkesempatan berdiskusi tentang prosedur penanganan medis yang efektif selama situasi darurat.















