Tim pencarian dan pertolongan (SAR) tengah bekerja keras dalam operasi pencarian korban longsor yang terjadi di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pada hari kelima operasional mereka, berbagai metode pencarian terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tim di lapangan.
Koordinator Operasi SAR, Muhammad Abdullah, mengungkapkan bahwa tim telah menggunakan drone thermal untuk memantau area pencarian. Penggunaan drone ini sejak awal bertujuan untuk memastikan keamanan lokasi dan membantu penentuan titik pencarian yang lebih akurat.
Dalam upaya untuk mempercepat proses pencarian, tim juga akan melibatkan anjing pelacak (K9 SAR) sebelum penggunaan alat berat. Anjing pelacak ini sangat krusial dalam mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih tertimbun material longsoran.
Metode Pencarian yang Diterapkan oleh Tim SAR
Pada hari kelima, area pencarian dibagi menjadi dua sektor dengan empat worksite, yaitu Sektor A1, A2, dan Sektor B1, B2. Pembagian ini bertujuan untuk memaksimalkan fokus pencarian di area yang luas dan kompleks, sehingga setiap sudut dapat diperiksa dengan teliti.
Penggunaan metode yang beragam dalam pencarian adalah langkah strategis untuk menemukan korban dengan lebih cepat. Dengan pembagian sektor yang jelas, setiap tim dapat saling berkoordinasi untuk meningkatkan peluang penemuan korban.
Keberadaan drone thermal juga memberikan keuntungan tersendiri dalam menganalisis area yang sulit dijangkau oleh manusia. Dengan kinerja yang efisien, alat ini dapat memetakan lokasi yang mungkin terabaikan selama pencarian manual.
Peralatan yang Digunakan dalam Operasi Pencarian
Tim SAR mengerahkan 22 unit ekskavator sejak pagi dan total alat berat kini mencapai 25 unit untuk mempercepat proses penggalian. Penambahan alat berat ini sangat signifikan untuk mempercepat akses menuju area terdampak longsor.
Selain alat berat, tim juga mengandalkan 17 pompa air untuk mengatasi genangan yang menghalangi pencarian. Genangan air di lokasi longsor sering kali menjadi tantangan, sehingga alat ini sangat diperlukan untuk menjernihkan area pencarian.
Peralatan ekstrikasi pun disiagakan untuk membongkar struktur besar atau material yang menimpa korban. Dengan kombinasi peralatan yang modern dan pengalaman tim, harapan untuk menemukan sisa korban menjadi lebih besar.
Proses dan Tantangan Dalam Mencari Korban
Setiap harinya, tim SAR mengupayakan berbagai strategi untuk menyisir lokasi dan menemukan korban yang belum tertangkap. Meski telah ditemukan 13 jenazah, dugaan masih ada 10 korban yang terkubur di bawah material longsoran. Hal ini membuat pencarian semakin mendesak.
Koordinator Abdullah meminta dukungan dan doa dari masyarakat agar semua korban dapat ditemukan secepatnya. Pengharapan ini juga menjadi motivasi tersendiri bagi tim SAR untuk berjuang lebih giat di lapangan.
Tantangan cuaca juga tidak bisa diabaikan, karena kondisi alam dapat mempengaruhi kecepatan proses pencarian. Tim harus cermat dalam mengambil keputusan terkait kapan dan bagaimana melanjutkan pencarian dalam kondisi tertentu.















