Dalam dunia yang semakin kompleks, bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam menjaga jati diri bangsa. Mendikdasmen Abdul Mu’ti menekankan bahwa kedaulatan bahasa Indonesia merupakan fondasi dari kekuatan budaya dan identitas nasional yang tidak boleh diabaikan.
Lebih lanjut, dia menyampaikan pentingnya menggugah kesadaran kolektif masyarakat untuk mengedepankan bahasa nasional dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini sangat relevan mengingat banyaknya pengaruh budaya asing yang semakin kuat dalam konteks globalisasi saat ini.
Bahasa Indonesia sebagai Identitas Budaya yang Perlu Dilestarikan
Bahasa adalah cermin dari budaya dan pemikiran suatu bangsa. Ketika bahasa kita terjaga, maka warisan budaya dan sejarah turut terlestarikan untuk generasi mendatang.
Dalam pidatonya, Mu’ti menekankan bahwa bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga simbol kedaulatan. Dengan berkaca pada negara lain, kita dapat melihat bahwa bahasa yang dominan sering menjadi alat pengaruh penting dalam hubungan antarbangsa.
Kemajuan sebuah bangsa tidak hanya diukur berdasar kekayaan material, tetapi juga kesehatan spiritual masyarakatnya. Seiring dengan itu, keberhasilan suatu pendidikan juga harus mampu meluhurkan bahasa dan pembelajaran nilai-nilai luhur lainnya yang menunjang karakter bangsa.
Persoalan Kehampaan Spiritual di Negara Maju
Mu’ti menyampaikan keprihatinan terhadap banyak negara maju yang tampaknya sukses secara ekonomi, namun mengalami ketidakpuasan dalam kehidupan masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan material tidak selalu diiringi dengan kebahagiaan dan kepuasan batin.
Contoh nyata dalam konteks ini adalah Jepang, yang meski dikenal sebagai negara yang sangat modern, masih menghadapi berbagai masalah sosial. Dengan tingkat stres tinggi dan isu-isu kesehatan mental yang meningkat, kita perlu mempertanyakan apa yang kurang dalam pencapaian mereka.
Banyak survei menunjukkan bahwa masyarakat di negara-negara dengan sistem kesejahteraan tinggi kadangkala belum tentu menemukan kebahagiaan yang sejati. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk berfokus pada kesejahteraan holistik, tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga spiritual.
Munculnya Kesadaran Spiritual dalam Masyarakat Global
Tren peningkatan kesadaran spiritual di seluruh dunia menunjukkan perubahan perilaku dan pandangan terhadap nilai-nilai agama. Masyarakat kini semakin menyadari pentingnya landasan spiritual dalam menjalani kehidupan.
Dalam konteks ini, Abdul Mu’ti mencatat penurunan jumlah individu yang mengidentifikasikan diri sebagai ateis atau agnostik. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang mulai mencari makna dan tujuan hidup yang lebih dalam di tengah ketidakpastian zaman.
Pendidikan di Indonesia harus mampu mengakomodasi tren positif ini dengan menekankan tidak hanya pada ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai moral dan etika. Hal ini penting agar generasi masa depan dapat memahami dan mengimplementasikan ajaran-ajaran luhur, termasuk yang terkandung dalam Al-Qur’an, dalam kehidupan sehari-hari.















