Pembangunan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall di DKI Jakarta menjadi isu krusial dalam pencegahan banjir di wilayah pesisir. Gubernur DKI Pramono Anung menekankan bahwa proyek ini tidak hanya penting, tetapi juga mendesak untuk segera dilanjutkan agar dapat memberikan perlindungan yang optimal terhadap ancaman banjir rob.
Sejumlah 28,2 kilometer adalah panjang total tanggul yang direncanakan dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Sampai saat ini, baru 11,8 kilometer yang telah dibangun, sehingga masih ada 19 kilometer yang harus diselesaikan untuk melindungi Jakarta dari risiko banjir.
Menurut Pramono, pembangunan ini adalah langkah proaktif untuk menghadapi tantangan perubahan iklim. Dengan adanya tanggul ini, diharapkan kerentanan Jakarta terhadap bencana alam dapat berkurang secara signifikan.
Pentingnya Proyek Giant Sea Wall bagi Jakarta Masa Depan
Proyek Giant Sea Wall bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga bagian dari strategi mitigasi yang dirancang untuk melindungi wilayah pesisir. Dengan meningkatnya tinggi permukaan air laut, Jakarta menghadapi ancaman serius yang memerlukan tindakan cepat dan efektif.
Dalam konteks ini, Gubernur Pramono menegaskan bahwa pembangunan harus menjadi prioritas. “Kami harus mempercepat ini untuk menjaga keselamatan masyarakat Jakarta,” ujarnya. Komitmen pemerintah daerah dalam hal ini sangat diperlukan agar target pembangunan dapat tercapai sesuai rencana.
Risiko banjir pesisir dapat memengaruhi banyak sektor, termasuk ekonomi dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan Giant Sea Wall diharapkan dapat menciptakan ketahanan terhadap bencana yang lebih baik di masa depan.
Progres Pembangunan dan Rencana Anggaran ke Depan
Pembangunan dari Giant Sea Wall terfokus pada segmen-segmen tertentu, termasuk kawasan Ancol dan Muara Angke. Pada tahun 2025, segmen tersebut sudah ada yang selesai dibangun, tetapi masih diperlukan pengerjaan di segmen lainnya untuk memastikan cakupan perlindungan yang menyeluruh.
“Kami juga sudah menyiapkan anggaran pada tahun 2026 untuk melanjutkan pembangunan,” kata Pramono. Rencana ini meliputi pembangunan di Pluit, Muara Angke, dan Kali Blencong yang masing-masing memiliki panjang segmen tertentu.
Dari rencana tersebut, Pemprov DKI berharap agar alokasi dana yang telah disiapkan dapat diakses dengan cepat. Ini akan membantu mempercepat proses pembangunan dan memastikan bahwa infrastruktur yang dibutuhkan dapat terbangun sesuai dengan jadwal.
Peran Pemerintah Pusat dalam Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah pusat memiliki peran penting dalam mendukung proyek Giant Sea Wall. Tanggul tersebut mempunyai segmen yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, dan penyelesaian segera menjadi prioritas untuk menjamin perlindungan bagi warga Jakarta.
Gubernur Pramono berharap agar ada kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah daerah dan pusat dalam hal ini. “Kami ingin semua pihak bekerja sama untuk mempercepat pembangunan ini,” tegasnya, menunjukkan pentingnya sinergi dalam menangani isu kritis ini.
Pembangunan tanggul raksasa ini merupakan investasi jangka panjang untuk kota Jakarta. Perlindungan lingkungan akan membawa manfaat yang lebih besar, selain sebagai upaya menjaga keselamatan masyarakat dari ancaman bencana.















