Ketika seseorang mulai berolahraga secara teratur, seringkali badan akan merasakan nyeri yang tidak nyaman baik di otot maupun persendian. Hal ini terjadi karena tubuh belum terbiasa dengan intensitas aktivitas fisik yang baru dimulai, sehingga menimbulkan keluhan tertentu setelah berolahraga.
Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, Mayrovi Dewi Nyuyorike Djati, menjelaskan fenomena ini sebagai Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS). Penting untuk memahami gejala yang muncul agar dapat menangani situasi ini dengan tepat dan mencegah cedera yang lebih serius.
Gejala DOMS biasanya muncul dalam jangka waktu 24 hingga 48 jam setelah melakukan aktivitas olahraga. Seseorang perlu mengawasi kondisi tubuh dan merasakan setiap tanda seperti nyeri berlebihan atau sensasi panas yang tidak wajar.
Jika muncul gejala tersebut, langkah pertama yang seharusnya dihindari adalah memijat otot yang terasa sakit. Meskipun ada dorongan ingin melakukan pemijatan, tindakan ini justru dapat memperburuk keadaan otot yang mengalami peradangan.
“Menunda pemijatan dalam waktu 48 hingga 72 jam juga penting. Sebagai gantinya, penerapan metode icing atau kompres dingin bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk meredakan rasa sakit ini,” tambah Mayrovi dalam siaran langsung yang membahas pencegahan cedera saat berolahraga.
Pentingnya Memahami Gejala Serangan Otot Setelah Berolahraga
Gejala DOMS memang umum terjadi, terutama bagi mereka yang baru saja memulai rutinitas olahraga yang lebih intens. Terjadi karena mikrotrauma pada serat otot yang berfungsi untuk memperbaiki diri dan beradaptasi dengan tekanan yang ada. Waktu pemulihan ini menjadi penting dalam proses pembentukan otot yang lebih kuat.
Selama proses pemulihan, tubuh akan melakukan reparasi yang menyebabkan rasa nyeri pada otot. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian khusus terhadap sinyal-sinyal yang dikirim tubuh. Dalam beberapa kasus, rasa nyeri ini bisa berlangsung cukup lama jika tidak ditangani dengan tepat.
Merasa nyeri lebih dari sekadar tidak nyaman, karena dapat mengindikasikan bahwa tubuh kita memerlukan lebih banyak waktu untuk beradaptasi. Pengenalan terhadap gejala ini sebaiknya diwariskan kepada para pemula agar bisa menghindari kesalahan umum dalam berolahraga.
Ketika gejala tidak ditangani, bisa berpotensi menyebabkan gangguan yang lebih besar. Misalnya, seseorang yang terus memaksakan diri berolahraga tanpa memberikan waktu istirahat yang cukup dapat berisiko tinggi mengalami cedera yang lebih parah dan berkepanjangan.
Dari sinilah pentingnya memberi pengetahuan dasar tentang bagaimana tubuh kita bekerja selama aktivitas fisik dan bagaimana merespons dengan benar saat mengalami DOMS. Edukasi semacam ini berfungsi untuk meminimalisir risiko cedera dalam jangka panjang dan mendukung kesehatan secara menyeluruh.
Cara Menangani DOMS Secara Efektif
Tindakan pertama yang seharusnya diambil saat mengalami DOMS adalah dengan berbagi pengetahuan tentang self-care yang tepat. Pemulihan yang baik dapat dimulai dari reposisi aktivitas, dengan mengurangi intensitas olahraga secara bertahap dan memberi perhatian pada area yang nyeri.
Pada saat yang sama, penggunaan kompres dingin bisa membantu menurunkan rasa nyeri dan bengkak pada otot. Membiarkan otot beristirahat adalah salah satu aspek utama untuk menghindari cedera lebih lanjut.
Suplemen seperti asam amino dan protein juga dapat menjadi pilihan dalam mendukung proses pemulihan. Penting untuk memastikan kecukupan nutrisi agar patch otot dapat diperbaiki dengan baik dan lebih cepat.
Namun, setelah gejala mereda, sangat disarankan untuk melanjutkan aktivitas dengan pelan-pelan. Misalnya, melakukan latihan peregangan atau aktivitas ringan lainnya untuk merangsang aliran darah dan mempercepat proses pemulihan otot.
Dalam waktu yang bersamaan, ada baiknya untuk menyertakan warm-up dan cool-down dalam rutinitas olahraga. Metode ini berfungsi untuk mempersiapkan otot sebelum beraktivitas dan mengurangi risiko terjadinya DOMS pada sesi olahraga berikutnya.
Menghindari Cedera dengan Pendekatan yang Tepat dalam Berolahraga
Mengetahui cara menghindari cedera adalah krusial bagi siapapun yang berkomitmen untuk menjaga kesehatan melalui olahraga. Kesadaran akan teknik berolahraga yang benar akan membantu mengurangi risiko cedera akibat kebiasaan yang tidak tepat.
Ibarat menjalani suatu proses, memberikan waktu untuk melatih tubuh agar siap menerima tekanan dari olahraga dapat meminimalisir gejala DOMS. Implementasi konsep berlatih secara bertahap tentu lebih baik daripada langsung melanjutkan dengan intensitas penuh.
Menerapkan pola hidup sehat seperti konsumsi cairan yang cukup dan nutrisi seimbang juga mendukung keberhasilan program olahraga. Dua hal ini berkontribusi pada daya tahan tubuh dan kapasitas pemulihan otot dengan lebih baik.
Penting untuk tidak mengabaikan signifikansi dari teknik pernapasan yang benar. Saat berolahraga, kemampuan untuk bernafas dengan baik akan membantu menjaga agar otot-otot mendapatkan oksigen yang cukup, sehingga mengurangi risiko rasa nyeri pasca latihan.
Kesimpulannya, pemahaman mendalam tentang DOMS serta cara penanganannya akan membuka jalan menuju pengalaman berolahraga yang lebih menyenangkan dan sehat. Menjaga kesinambungan aktivitas fisik yang aman adalah investasi terbaik untuk kesehatan jangka panjang. Dengan cara ini, seseorang dapat tetap termotivasi untuk mencapai tujuan kebugaran tanpa mengalami cedera yang menghambat kemajuan.















