Operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, telah memasuki hari keempat pada Minggu (16/11/2025). Walaupun cuaca dan medan yang berat sempat menghambat, upaya pencarian terus dilanjutkan dengan penuh semangat.
Hasil pencarian hingga sore itu cukup menggembirakan. Tim SAR berhasil menemukan dua jenazah dan dua bagian tubuh di lokasi yang berbeda, yang mengindikasikan bahwa masih ada kemungkinan menemukan lebih banyak korban dari total yang dilaporkan hilang.
Dari informasi yang disampaikan oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap, Muhammad Abdullah, operasi dilaksanakan dari pukul 06.00 hingga 17.00 WIB setiap harinya. Dia menjelaskan mengenai beberapa temuan penting yang berhasil diraih selama operasi ini.
Di tengah tantangan yang ada, Tim SAR Gabungan menunjukkan dedikasi yang tinggi. “Pada pukul 12.03, kami berhasil mengevakuasi Ibu Kasrinah di Worksite A2,” ungkap Abdullah. Pada pukul 14.58, mereka juga menemukan dan mengevakuasi Ibu Tia Ramadhani di lokasi yang berbeda, keduanya sayangnya dalam kondisi meninggal.
Selain penemuan dua korban tersebut, petugas juga menemukan indikasi adanya korban lain di dua lokasi terpisah. Abdullah menjelaskan, tim menemukan bagian tubuh di Worksite A1 dan lokasi lain di Worksite B2, yang menunjukkan bahwa pencarian ini masih berlanjut.
Kondisi dan Tantangan di Lokasi Pencarian Yang Sulit
Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu tantangan utama dalam operasi pencarian ini. Hujan deras dan tanah longsor membuat medan menjadi licin dan berbahaya bagi tim SAR yang bertugas.
Dalam situasi ini, keselamatan tim SAR menjadi prioritas utama. Mereka harus tetap waspada dan memastikan setiap langkah yang diambil tidak membahayakan diri sendiri. Walaupun demikian, semangat tim untuk menyelamatkan korban tetap tinggi.
Tantangan lainnya adalah kondisi gelap yang sering kali menghampiri, terutama saat pencarian berlangsung hingga sore hari. Penerangan yang minim membuat proses evakuasi menjadi lebih rumit dan membutuhkan lebih banyak waktu.
Para relawan dan masyarakat setempat juga turut berkontribusi dalam usaha pencarian. Meskipun memiliki keterbatasan, semangat gotong royong ini sangat terbantu kepada tim SAR dalam menemukan lokasi-lokasi yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
Selain itu, makanya pihak pemerintah setempat berusaha menyiapkan peralatan yang memadai untuk mendukung operasi pencarian. Dalam hal ini, koordinasi yang baik antar berbagai instansi sangat diperlukan agar pencarian korban dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.
Perkembangan Situasi dan Harapan Korban yang Belum Ditemukan
Sampai saat ini, dari total 12 korban yang hilang, dua orang telah ditemukan. Namun, sepuluh korban lainnya masih belum jelas keberadaannya. Situasi ini menyebabkan keresahan bagi keluarga dan masyarakat sekitar, yang terus menunggu kabar baik.
Harapan tetap ada walaupun waktu terus berjalan. Tim SAR tidak kehilangan semangat dan terus berusaha mencari setiap kemungkinan untuk menemukan para korban. Komunikasi yang baik antara tim SAR dan keluarga korban juga dijaga agar informasi bisa tersampaikan dengan cepat dan jelas.
Abdullah menambahkan bahwa pencarian akan dilanjutkan seiring dengan perkembangan situasi. Mereka menyusun strategi baru agar bisa menjangkau daerah yang lebih luas dan meningkatkan kemungkinan menemukan korban yang masih tertimbun.
Pihak keluarga diimbau tetap bersabar dan memupuk harapan, meski dalam kondisi yang sulit. Keberlanjutan pencarian ini menunjukkan bahwa semua pihak memiliki komitmen untuk menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa.
Realitas yang pahit ini merupakan gambaran dari bencana alam yang tidak terduga. Namun, harapan akan pemulangan yang layak untuk para korban masih menjadi fokus utama dari seluruh proses pencarian ini.
Kesadaran akan Pentingnya Mitigasi Bencana di Wilayah Rentan
Peristiwa longsor ini mengingatkan masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana dalam mengurangi risiko yang ada. Desa Cibeunying, bersama dengan daerah lain di Indonesia, perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk mengatasi potensi ancaman bencana di masa mendatang.
Pemerintah daerah diharapkan mampu menyediakan program yang edukatif untuk meningkatkan kesadaran warga mengenai tanda-tanda dan penyebab longsor. Ini termasuk pembelajaran tentang cara bersikap dan langkah-langkah yang harus diambil ketika bencana terjadi.
Disamping itu, pembangunan infrastruktur yang kuat dan pengelolaan lingkungan yang baik juga menjadi kunci penting. Dengan penataan yang tepat, diharapkan bisa mengurangi efek dari bencana yang datang tiba-tiba.
Dalam jangka panjang, analisis geologi dan pemantauan cuaca perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk mendeteksi perubahan kondisi yang dapat menyebabkan bencana. Pengetahuan ilmiah dan penerapan teknologi mutakhir dapat membantu memprediksi kejadian longsor sehingga dapat mengambil langkah antisipasi lebih awal.
Kesadaran kolektif akan bahaya bencana juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Melalui pelatihan bersama dan kegiatan simulasi, mereka dapat lebih siap menghadapi kondisi darurat, serta belajar cara saling mendukung saat bencana terjadi.















