Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengumumkan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri kembali untuk periode kedua. Ia menyatakan bahwa masa jabatannya sebagai gubernur Jakarta sudah cukup satu periode, setelah lebih dari 25 tahun berpengabdian sebagai pejabat publik.
Pernyataan ini disampaikan saat Pramono menghadiri Top Team Workshop Bank BTN di Jakarta. Ia merasakan bahwa sudah saatnya untuk memberikan ruang bagi pemimpin baru dalam mengelola kota yang dikenal sebagai pusat pemerintahan dan bisnis Indonesia.
Menurut Pramono, keputusan untuk tidak mencalonkan diri diambil karena ia merasa telah menjalani tugasnya dengan baik. Ia menyatakan, “Saya sudah menjadi pejabat terlalu lama, dan kini waktunya untuk mengakhiri perjalanan ini.” Pernyataan tersebut menunjukkan rasa tanggung jawab untuk memberikan kesempatan kepada orang lain.
Refleksi Pramono Anung Atas Masa Jabatannya
Pramono Anung menyampaikan bahwa awalnya ia tidak memiliki ambisi untuk menjadi gubernur. Namun, panggilan dan tanggung jawab untuk memperbaiki Jakarta dari segi tata kelola mendorongnya untuk maju dalam Pilkada. Rasa kewajiban ini menjadi salah satu pendorong utama di balik keputusannya.
Setelah terpilih, komitmen Pramono untuk menjalankan pemerintahan yang transparan dan akuntabel menjadi prioritas utamanya. Ia ingin memastikan bahwa masyarakat Jakarta tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari proses pengambilan keputusan.
Ia menekankan pentingnya integritas dalam pemerintahan. “Tidak ada satu pun ASN dari luar yang saya bawa untuk menduduki jabatan strategis,” ungkapnya. Dengan demikian, ia berharap semua pegawai merasa memiliki tanggung jawab terhadap kota ini.
Kebijakan dan Inisiatif Selama masa Jabatan
Selama masa jabatannya, Pramono telah meluncurkan beberapa kebijakan untuk meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta. Salah satunya adalah program pengembangan infrastruktur yang bertujuan mengatasi kemacetan yang kerap melanda ibukota. Proyek-proyek ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan evaluasi.
Di samping itu, Pramono juga fokus pada pembenahan sistem pendidikan dan kesehatan. Ia berupaya memastikan akses layanan yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu.
Perhatian terhadap lingkungan hidup juga menjadi salah satu fokus utama. Melalui kampanye penghijauan dan pengelolaan limbah yang lebih baik, ia berharap dapat menciptakan Jakarta yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.
Tantangan yang Dihadapi Selama Menjabat
Tentu saja, masa jabatan Pramono tidak tanpa tantangan. Salah satu isu yang paling mencolok adalah banjir yang sering melanda Jakarta, terutama pada musim hujan. Ini terus menjadi permasalahan yang rumit dan memerlukan solusi jangka panjang.
Pramono mengutarakan rasa penyesalannya atas dampak banjir yang mengganggu aktivitas warga. “Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah ini, namun tantangan yang ada sangat kompleks,” katanya.
Tantangan lain yang harus dihadapi adalah tekanan dari berbagai pihak untuk mencapai target pembangunan. Dalam situasi tersebut, integritas dan komitmen pada visi jangka panjang sangat dibutuhkan untuk mengejar kemajuan yang berkelanjutan.















