Kematian seorang mahasiswa, TAS, telah menimbulkan berbagai pertanyaan dan spekulasi mengenai penyebabnya. Untuk mengklarifikasi isu tersebut, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Perencanaan serta Plt. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Informasi FISIP Unud, Dr. I Made Anom Wiranata, memberikan penjelasan mendetail mengenai kejadian ini.
Menurutnya, pihak kampus sudah melaksanakan penyelidikan mendalam yang mencakup wawancara dengan banyak pihak. Dalam penjelasannya, Dr. Anom juga mengungkapkan bahwa dia adalah salah satu saksi mata yang menyaksikan langsung jatuhnya TAS.
“Kami menilai bahwa kejadian ini lebih mungkin sebagai suatu kecelakaan ketimbang tindakan sengaja,” ujarnya, menambahkan bahwa TAS jatuh setelah melompat.
Anom menegaskan bahwa TAS merupakan mahasiswa berprestasi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,91 dan dikenal aktif membantu teman-temannya belajar menjelang ujian. Hal ini menunjukkan betapa dicintai dan dihargainya dia di kalangan teman-temannya.
“Kehadiran teman-temannya dari berbagai program studi menunjukkan betapa baiknya dia sebagai sosok. Banyak yang datang untuk memberikan dukungan,” tuturnya, mencerminkan bagaimana TAS berperan dalam menjaga hubungan baik dengan sesama mahasiswa.
Daripada terjebak dalam isu negatif, Anom lebih memilih untuk menyoroti etika dan perilaku TAS yang teratur dan rapi. “Dia selalu berusaha merapikan ketika melihat sesuatu yang berantakan,” tambahnya.
Menanggapi isu bahwa kematian TAS mungkin terkait dengan perundungan, Anom menegaskan bahwa tidak ditemukan bukti yang mendukung anggapan tersebut. Namun, dia mengakui adanya diskusi internal di salah satu program studi yang tidak mengikuti etika komunikasi yang baik.
“Percakapan ini tidak untuk dijadikan publik. Namun, itu memang terjadi setelah peristiwa jatuhnya TAS,” jelasnya, menambahkan bahwa kata-kata tersebut tidak dapat dijadikan penyebab kematian karena waktunya yang tidak relevan.
TAS dikenal baik dalam hubungan sosialnya, baik itu dengan rekan-rekan maupun dosen. “Semua aspek, mulai dari sisi akademik hingga relasi personal, berjalan lancar,” ungkap Anom, menunjukkan bahwa TAS memiliki kehidupan sosial yang dinamis dan positif.
Saat ini, proses bimbingan skripsi bagi TAS juga berlangsung dengan sangat baik, dibimbing oleh dua dosen yang sangat mendukungnya. “Keterlibatan mereka dalam pendidikan TAS menunjukkan bagaimana hubungan akademik yang harmonis bisa terjalin,” tambahnya.
Pihak Unud juga menyediakan layanan konseling untuk mahasiswa yang membutuhkan dukungan psikologis. “Kami berkomitmen membuka saluran komunikasi untuk semua mahasiswa,” ujarnya, bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif.
Di penghujung penjelasannya, Anom mengajak masyarakat untuk kembali menghidupkan semangat gotong royong dan kekerabatan. “Mari kita berdiskusi dan saling mendengarkan satu sama lain,” pesannya, menekankan pentingnya mendukung satu sama lain dalam masyarakat.
Proses Penyelidikan yang Dilakukan Pihak Kampus
Pihak kampus mengambil langkah cepat dengan melakukan penyelidikan menyeluruh terkait kematian TAS. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan kepada semua pihak yang merasa terlibat dalam situasi ini.
Penyelidikan melibatkan wawancara dengan saksi-saksi yang berada di lokasi kejadian. Hal ini penting untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu.
Menurut Anom, hasil dari penyelidikan tersebut belum menunjukkan adanya unsur kekerasan atau hal-hal yang mencurigakan dalam peristiwa tersebut. Ini memberikan sedikit ketenangan bagi rekan-rekan dan keluarga yang kehilangan.
Dukungan Teman-Teman dan Lingkungan Sosial TAS
Penting untuk dicatat bahwa TAS dikenal sebagai sosok yang ramah dan perhatian terhadap teman-temannya. Hal ini terlihat dari jumlah teman-teman yang datang untuk memberikan dukungan setelah kejadian tersebut.
Teman-teman berbagai program studi menegaskan bahwa TAS memiliki hubungan yang baik dengan banyak orang. Ini menunjukkan bahwa TAS tidak hanya berprestasi dalam akademik, tetapi juga dalam hubungan sosialnya.
Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa dukungan dari lingkungan sosial sangat vital bagi mahasiswa, terutama dalam menghadapi situasi sulit.
Pencegahan dan Layanan Konseling di Kampus
Pihak Unud mengambil langkah proaktif dengan menyediakan layanan konseling bagi mahasiswa. Ini penting untuk membantu mereka yang mungkin menghadapi masalah emosional atau mental.
Pada kesempatan yang sama, Anom mengingatkan mahasiswa bahwa mereka bisa menghubungi pihak kampus kapan saja. Ini adalah komitmen untuk memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan mahasiswa dalam perjalanan akademik mereka.
Dengan menyediakan layanan ini, Unud berusaha menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga perhatian terhadap kesehatan mental mahasiswa.
Ajak Masyarakat untuk Bersatu dan Menghidupkan Gotong Royong
Di akhir penjelasannya, Anom mengajak masyarakat untuk memperkuat semangat kekeluargaan yang menjadi ciri khas masyarakat timur. “Mari kita menjaga komunikasi yang baik dan dukung satu sama lain,” katanya.
Masyarakat dapat ikut berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan saling mendengarkan dan memberikan dukungan. Ini akan membantu mengurangi risiko kejadian serupa di masa depan.
Dalam situasi yang menimbulkan duka seperti ini, kebersamaan dan saling mendukung dapat menjadi solusi untuk penyelesaian masalah. Mari kita wujudkan semangat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.