Bencana banjir dan tanah longsor yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Sumatera, mencerminkan ketidakstabilan ekologis yang kian meningkat. Situasi ini menjadi panggilan bagi semua pihak untuk lebih peduli dan mengambil langkah nyata untuk melindungi lingkungan agar tidak semakin parah.
Dengan adanya kejadian tersebut, anggota DPR Kawendra Lukistian berkolaborasi dengan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) meluncurkan inisiatif Gerakan Menanam untuk Masa Depan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada 20 Desember 2025, di mana mereka menanam 888 bibit pohon untuk mendukung kelestarian alam.
Kawendra mengungkapkan, penanaman 888 bibit pohon yang terdiri dari jenis mahoni, damar, dan manting ini merupakan simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan yang berkelanjutan.
Langkah Nyata untuk Menjaga Keseimbangan Lingkungan
Dalam peresmian Gerakan Menanam untuk Masa Depan, Kawendra menegaskan bahwa keberadaan ketiga jenis pohon itu sangat penting. Masing-masing pohon memiliki fungsi ekologis yang unik, sehingga dapat saling melengkapi dalam menjaga keseimbangan alam.
Pohon mahoni, misalnya, dikenal efektif dalam menyerap polutan dan memberikan naungan. Sementara, pohon damar dikenal sebagai penyimpan karbon yang baik, dan manting mempunyai akar yang kuat, berguna untuk mencegah tanah longsor.
Dengan penanaman ini, Kawendra berharap masyarakat akan terinspirasi untuk turut serta dalam menjaga ekosistem. Setiap individu memiliki peranan penting untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang telah mengancam banyak komunitas di Indonesia.
Pentingnya Pendidikan Lingkungan Sejak Dini
Pendidikan lingkungan menjadi kunci untuk mendorong kesadaran dan kepedulian terhadap alam. Gerakan ini bukan hanya sekadar penanaman pohon, tetapi juga bagian dari upaya edukasi tentang pentingnya pelestarian lingkungan.
Melalui kegiatan penanaman pohon, diharapkan anak-anak dan masyarakat bisa belajar tentang ekosistem dan cara menjaga keseimbangan yang telah ada. Pembelajaran ini penting untuk menciptakan generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Masyarakat juga diharapkan mulai menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan, seperti mendaur ulang sampah dan mengurangi penggunaan plastik. Setiap tindakan kecil dapat berdampak besar jika dilakukan secara kolektif.
Menghadapi Ancaman Bencana Alam dengan Tindakan Bersama
Bencana alam yang terjadi di Sumatera menjadi pengingat bahwa kita harus bersatu untuk menjaga lingkungan. Ketidakstabilan iklim tidak hanya mempengaruhi satu daerah saja, tetapi dapat berdampak luas pada seluruh ekosistem.
Kawendra percaya bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan. Tidak cukup hanya dengan menunggu pemerintah, tetapi masyarakat harus berperan aktif dalam menanggulangi permasalahan ini.
Dapat dipastikan bahwa upaya bersama akan memberikan hasil yang lebih signifikan. Dengan partisipasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, ancaman bencana alam dapat diminimalisir.















