Banjir Rob yang melanda wilayah pesisir Jakarta telah menjadi fenomena berulang yang membutuhkan perhatian serius. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan enam rukun tetangga dan satu ruas jalan tergenang air, situasi yang berlangsung hingga menjelang akhir tahun 2025.
Informasi awal mengenai genangan ini diberikan oleh Kapusdatin BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, yang menyatakan bahwa kondisi ini terpicu oleh fenomena alam yang terjadi secara bersamaan, sehingga meningkatkan risiko banjir di area tersebut. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi genangan yang dapat terjadi kembali.
Fenomena Alam dan Peran Bulan Baru dalam Banjir Rob
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), periode antara 18 hingga 26 November 2025 adalah waktu yang berisiko tinggi untuk banjir pesisir. Peringatan dini ini menunjukkan bahwa masyarakat harus lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan genangan yang lebih parah.
Adanya fase Bulan Baru yang bertepatan dengan pasang maksimum air laut mengakibatkan peningkatan tinggi muka air laut. Ini menjadi salah satu faktor utama yang memicu terjadinya banjir Rob di Jakarta, terutama di wilayah utara yang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Dengan pengetahuan tentang fenomena tersebut, masyarakat seharusnya memiliki kesadaran lebih tentang waktu dan tempat berisiko. Pengetahuan ini bisa membantu dalam mengambil langkah-langkah pencegahan agar tidak terkena dampak parah dari banjir yang sering terjadi di kota Jakarta.
Langkah Penanggulangan yang Ditempuh Oleh BPBD DKI Jakarta
BPBD DKI Jakarta telah mengambil langkah proaktif untuk merespons situasi ini dengan mengerahkan personel untuk memantau genangan. Tim ini bekerja di setiap wilayah yang terkena dampak untuk mendata dan mengatasi masalah genangan dengan cepat.
Kerjasama antar dinas juga menjadi salah satu aspek penting dalam penanganan banjir. Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Pemadam Kebakaran bekerja sama dalam melakukan penyedotan genangan agar akses jalan tetap bisa dilalui masyarakat.
Masyarakat yang terdampak juga memperoleh dukungan dalam hal kebutuhan dasar, berkat upaya koordinasi antara BPBD dan para lurah serta camat. Ini menjadi contoh nyata kolaborasi pemerintah dalam menjawab tantangan bencana yang tidak terduga.
Pentingnya Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Masyarakat di Jakarta perlu meningkatkan kesadaran mengenai potensi genangan air dan bagaimana cara menghadapinya. BPBD DKI Jakarta telah memperingatkan agar setiap warga selalu waspada dan mengetahui nomor darurat yang dapat dihubungi saat diperlukan.
Dalam situasi darurat, nomor telepon 112 disediakan sebagai layanan gratis yang siap membantu 24 jam. Keberadaan nomor darurat ini penting agar masyarakat tidak merasa sendirian saat menghadapi bencana.
Pendidikan mengenai risiko banjir Rob juga perlu ditingkatkan. Dengan informasi yang baik, bisa diharapkan masyarakat lebih siap dalam menghadapi kejadian-kejadian serupa di masa yang akan datang.















