Dewan Pembina BA Center, Burhanuddin Abdullah, mengungkapkan pentingnya refleksi akhir tahun sebagai momentum untuk mengevaluasi pencapaian ekonomi nasional serta merancang agenda strategis ke depan. Forum tersebut diadakan di Hotel Ritz-Carlton SCBD, Jakarta, pada tanggal 29 Desember 2025, dan menjadi sangat relevan di tengah dinamika perekonomian global.
Burhanuddin menekankan bahwa tahun 2025 adalah waktu yang krusial untuk melakukan langkah-langkah strategis. Salah satu langkah penting yang diambil adalah pembentukan Lembaga Kajian Prasasti dan BA Center, dua entitas dengan fokus berbeda tetapi saling melengkapi.
Dalam presentasinya, Burhanuddin menjelaskan bahwa Lembaga Kajian Prasasti akan menjadi pusat kajian tentang kebijakan makro ekonomi. Ini mencakup berbagai hal dari kebijakan moneter hingga industri, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi perekonomian nasional secara keseluruhan.
Pentingnya Evaluasi Perekonomian di Akhir Tahun
Refleksi akhir tahun merupakan waktu yang baik untuk menilai apa yang sudah dicapai dalam setahun terakhir. Dalam konteks ekonomi, hal ini bisa membantu menentukan arah yang lebih baik untuk masa depan.
Burhanuddin menjelaskan bahwa evaluasi menyeluruh bisa memberikan gambaran jelas mengenai tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, perencanaan yang tepat untuk langkah-langkah ke depan dapat dilakukan.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya fokus pada makro ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal ini mencakup analisis terhadap kebijakan fiskal yang dianggap kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kebutuhan untuk Meningkatkan Efisiensi Perekonomian Nasional
Salah satu isu yang diangkat Burhanuddin adalah tingginya nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa biaya investasi untuk pertumbuhan ekonomi masih mahal.
Dengan meningkatkan efisiensi, diharapkan ICOR bisa ditekan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih terjangkau bagi semua pihak. Burhanuddin percaya bahwa langkah ini sangat vital untuk masa depan perekonomian.
Ia menambahkan bahwa efisiensi yang lebih baik akan menghasilkan biaya pertumbuhan yang lebih rendah dan lebih berkelanjutan. Ini adalah hal yang penting untuk mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif.
Pentingnya UMKM dan Koperasi dalam Ekonomi Nasional
Di sisi lain, Burhanuddin menunjukkan bahwa UMKM dan koperasi merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Sekitar 60 persen aktivitas ekonomi nasional berasal dari sektor ini, yang juga menyerap 97 persen tenaga kerja.
Koperasi memiliki posisi strategis yang berlandaskan ideologi ekonomi bangsa. Burhanuddin menggarisbawahi bahwa penguatan koperasi diperlukan untuk mendorong kesejahteraan masyarakat agar lebih merata.
Oleh karena itu, BA Center bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam pengembangan lebih dari 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Ini adalah langkah nyata untuk memperkuat perekonomian berbasis komunitas.















