Badan Karantina Indonesia (Barantin) baru-baru ini mengumumkan penetapan Instalasi Karantina Hewan (IKH) Pasca Masuk pada tanggal 30 Desember 2025. Langkah ini dianggap sebagai strategi penting dalam penguatan sistem pertahanan hayati nasional di Indonesia.
Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, menjelaskan bahwa penetapan ini tidak hanya memperkuat pengawasan terhadap hama dan penyakit hewan, tetapi juga meningkatkan kualitas fasilitas karantina yang sesuai dengan standar internasional. Ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga kedaulatan hayati bangsa.
Dengan adanya IKH Pasca Masuk, Barantin berharap dapat meminimalkan risiko penyebaran hama dan penyakit hewan yang dapat membahayakan kesehatan hewan domestik serta ekosistem. Pengawasan yang dilakukan juga bertujuan untuk mendukung kegiatan konservasi dan pertukaran hewan dengan tetap memperhatikan aspek biosekuriti.
Pentingnya Pengawasan dalam Karantina Hewan di Indonesia
Pengawasan yang ketat sejak tahap awal merupakan kunci dalam pengendalian penyakit hewan. Mulai dari pengawasan di negara asal atau pre-border, hingga pos pemeriksaan di negara pemasukan atau at-border, semua ini berkontribusi pada efektivitas pengendalian.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi dan mencegah masuknya hewan atau produk hewan yang kemungkinan terinfeksi. Dengan memanfaatkan teknologi dan metodologi terkini, proses pengawasan diharapkan bisa lebih efisien.
Lebih jauh, setiap instalasi juga dilengkapi dengan fasilitas yang mampu menangani hewan dalam keadaan darurat. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
Transformasi Fasilitas Karantina untuk Standar Internasional
Peningkatan kualitas fasilitas karantina menjadi salah satu fokus utama dari penetapan IKH. Peningkatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa fasilitas dapat memenuhi berbagai standar internasional yang telah ditetapkan.
Fasilitas yang lebih modern dan memadai tidak hanya akan meningkatkan efektivitas karantina, tetapi juga memperkuat citra Indonesia di mata internasional. Upaya ini mencerminkan keseriusan Indonesia dalam menjaga kesehatan hewan dan ekosistem.
Tentunya, hal ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Kesadaran akan pentingnya biosekuriti harus ditanamkan agar semua elemen masyarakat terlibat dalam pelaksanaan kebijakan ini.
Strategi Berlapis untuk Menjaga Kesehatan Hewan
Barantin menggunakan pendekatan berlapis dalam sistem pengawasan, mulai dari pre-border hingga post-border. Ini berarti bahwa setiap fase memiliki peran penting dalam mencegah masuknya hama penyakit hewan.
Pengawasan di setiap tahap harus dilakukan dengan ketelitian dan kejelian. Tidak hanya itu, pelatihan dan penyuluhan kepada petugas juga penting agar mereka memahami proses dan prosedur yang harus dilakukan.
Implementasi strategi berlapis ini diharapkan dapat memberikan perlindungan maksimal bagi ternak lokal dan mendukung berbagai inisiatif dalam bidang pertanian dan peternakan. Dengan sistem yang lebih baik, potensi risiko penyebaran penyakit dapat diminimalisir.















