Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar bidang kebijakan publik, Idrus Marham, memberikan pandangannya terkait pernyataan Ketua Umumnya, Bahlil Lahadalia. Menurutnya, sikap memaafkan terhadap para pembuat meme negatif adalah refleksi dari nilai-nilai Pancasila yang harus hidup dalam masyarakat.
Idrus menyatakan bahwa serangan negatif yang ditujukan kepada Bahlil melalui media sosial mencerminkan tantangan dalam era demokrasi yang didukung oleh keterbukaan informasi. Ini menunjukkan pentingnya masyarakat untuk memahami dan menghargai perbedaan pendapat serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan.
“Pikiran Pak Prabowo mengajak kita untuk menyadari bahwa Indonesia adalah rumah besar bagi seluruh bangsa. Oleh karena itu, kita perlu merawatnya dengan nilai kekeluargaan yang melibatkan gotong royong dan solidaritas demi kepentingan nasional,” tambah Idrus dalam pernyataannya.
Dia juga berpendapat, alih-alih melontarkan kritik yang menghina, masyarakat sebaiknya lebih fokus pada kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan oleh Bahlil di sektor energi dan sumber daya mineral. Kebijakan-kebijakan tersebut dibuktikan telah memberikan manfaat langsung kepada rakyat.
“Perjuangan akan keadilan harus dilakukan secara adil, dan upaya untuk mewujudkan demokrasi juga harus dilakukan dengan cara yang demokratis. Usaha untuk mencapai cita-cita mulia hendaknya dilakukan dengan tulus, bukan melalui fitnah ataupun permusuhan,” jelas Idrus.
Pentingnya Kebangkitan Nasionalisme di Tengah Arus Informasi
Menghadapi berbagai tantangan dalam era modern, semangat nasionalisme menjadi hal yang sangat penting. Kesadaran untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa harus lebih dari sekadar teori, tetapi juga perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Idrus, upaya untuk menjaga identitas bangsa memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Ini menjadi kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk berkontribusi dalam mempromosikan nilai-nilai kebangsaan yang positif.
Dia mencatat bahwa media sosial memiliki peran ganda dalam menciptakan kesadaran kolektif. Di satu sisi, media sosial dapat menjadi alat untuk menyebarkan informasi positif, namun di sisi lain, ia juga sering dijadikan sarana untuk menyebarkan kebencian dan isu-isu negatif yang dapat memecah belah.
Menggali Potensi Sumber Daya Alam Dengan Bijaksana
Idrus menekankan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan dengan prinsip yang benar dan sejalan dengan kepentingan rakyat. Kebijakan yang berpihak pada masyarakat dapat memberikan ruang bagi partisipasi aktif publik dalam pengelolaan sumber daya alam.
Dalam konteks ini, Bahlil diharapkan untuk terus berkomitmen pada pengabdian kepada masyarakat, dengan menjadikan rakyat sebagai subjek utama dalam pengelolaan, bukannya sekadar objek yang tidak terlibat.
Bentuk keterlibatan masyarakat ini diharapkan akan menciptakan rasa memiliki yang lebih kuat terhadap sumber daya alam yang ada. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku dalam pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Peran Pemerintah dalam Memperkuat Solidaritas Antar Warganegara
Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan yang mendukung solidaritas di antara warganegara. Kesatuan dan keselarasan di tengah keragaman budaya dan suku sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial.
Idrus mengingatkan bahwa keteladanan dari pemimpin akan membawa pengaruh besar terhadap masyarakat. Kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan mengedepankan transparansi akan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Melalui pendekatan yang inklusif dan adil, pemerintah bisa membangun saling pengertian antar warga. Hal ini akan mendorong masyarakat untuk saling membantu dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.















