Bontang, sebuah kota di Kalimantan Timur, baru saja menerima hibah yang sangat berarti dari Pemerintah Jeju, Korea Selatan. Hibah senilai Rp 155,9 miliar ini dianggap sebagai pengakuan global atas komitmen Pemkot Bontang dalam menjaga lingkungan dan transparansi pembangunan daerah.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan bahwa bentuk bantuan ini bukan berupa uang tunai, tetapi dalam bentuk pelatihan dan pembangunan fasilitas untuk pengelolaan sampah. Dengan adanya fasilitas teknologi untuk mengubah sampah menjadi energi biogas, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di daerah tersebut.
Neni juga menekankan pentingnya program ini bagi Bontang yang kini menjadi kota pertama di Indonesia yang menerima hibah dari Jeju. Pengelolaan sampah yang lebih baik diharapkan membawa manfaat bagi masyarakat di Bontang demi lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pengelolaan Lingkungan
Kunjungan dari tim ahli KOICA Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jeju ke Bontang merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam menghadapi masalah lingkungan. Sebelumnya, tim telah melakukan survei untuk mempersiapkan implementasi proyek dalam pengelolaan sampah.
Kunjungan yang dilakukan pada September dan Desember 2024 bertujuan untuk mengevaluasi proses pengelolaan sampah yang dilakukan di tingkat komunitas. Hal ini mencakup pengelolaan yang dilakukan melalui bank sampah dan pengawasan di TPA Bontang Lestari.
Keempat program utama yang direncanakan dalam proyek ini menekankan pembangunan infrastruktur bersih di beberapa kelurahan utama. Dengan membangun fasilitas biodigester di kawasan TPA, harapannya adalah pengelolaan sampah dapat dilakukan lebih efisien.
Program Utama dalam Kerja Sama untuk Lingkungan Bersih
Program kerja sama ini mencakup beberapa langkah strategis dalam pengembangan lingkungan yang lebih baik. Dalam hal ini, Pemkot Bontang akan membangun 30 rumah bersih di empat kelurahan yang terpilih, termasuk Bontang Lestari dan Gunung Elai.
Pembangunan fasilitas biodigester di lahan seluas 1,5 hektare juga menjadi sorotan utama dalam proyek ini. Ini diharapkan dapat memberikan alternatif lebih baik dalam pengelolaan limbah organik.
Sistem pengolahan dan daur ulang sampah juga menjadi bagian penting dari kerjasama ini. Fokus pada pemilahan dan pengemasan sampah menjadi langkah strategis untuk mengurangi volume limbah yang dibuang ke TPA.
Gerakan Lokal untuk Kesadaran Lingkungan yang Lebih Baik
Pemkot Bontang juga menggandeng gerakan lokal bernama “GESIT” yang berarti Gerakan Sampahku Tanggung Jawabku. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah di tingkat RT dan komunitas.
Sosialisasi dan kampanye hidup bersih menjadi pilar utama dalam program ini. Dengan dukungan dari Pemerintah Jeju, diharapkan masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga kebersihan dan mengelola sampah secara baik.
Diharapkan, melalui kolaborasi yang terjalin ini, reputasi Bontang sebagai kota yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dapat semakin kuat. Dengan tata kelola lingkungan yang baik, Bontang tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai contoh bagi daerah lainnya.















