Lembaga Riset dan Penelitian Politik yang dikenal dengan nama Ethical Politics baru-baru ini mengeluarkan laporan tentang pemetaan kandidat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjelang Muktamar X yang dijadwalkan pada tahun 2025. Penelitian ini menarik perhatian karena mengukur kandidat berdasarkan frekuensi pemberitaan di media nasional, memberikan gambaran awal siapa yang mungkin menjadi pemenang dalam kompetisi ini.
Tiga nama muncul sebagai kandidat terkuat: Muhamad Mardiono, yang saat ini menjabat sebagai Plt. Ketua Umum PPP, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta Sandiaga Salahudin Uno, yang merupakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP untuk pemilihan legislatif 2024. Masing-masing dari mereka memiliki latar belakang yang cukup kuat untuk bersaing dalam pesta demokrasi internal partai.
“Tim Riset Ethical Politics menggunakan empat instrumen perbandingan untuk menilai ketiga kandidat,” ujar Hasyibulloh Mulyawan, Direktur Eksekutif Ethical Politics. Mengukur kapabilitas, elektabilitas dan akseptabilitas menjadi fokus utama untuk memahami posisi mereka di mata publik.
Dalam penelitian ini, semua kandidat memiliki skor yang cukup seimbang, bahkan terbilang tinggi dalam hal pengenalan publik. Mereka semua mempunyai catatan pengalaman yang sangat mengesankan di berbagai posisi penting dalam pemerintahan dan organisasi,” lanjut Hasyibulloh.
Analisis Kedalaman dari Tiga Kandidat Utama PPP
Mardiono, yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden, khususnya dalam bidang pangan. Dia dikenal punya kedekatan dengan berbagai kalangan dalam partai, memberikan keunggulan di dalam arena politik internal PPP.
Di sisi lain, Andi Amran Sulaiman diketahui sebagai sosok yang penuh semangat dengan visi kuat dalam pembangunan sektor pertanian. Dengan pengalamannya sebagai Menteri Pertanian, dia memiliki rekam jejak yang baik dalam dunia politik meski belum secara resmi berafiliasi dengan PPP.
Sandiaga Uno, meskipun baru bergabung dengan PPP, memiliki pengalaman yang tak kalah mengesankan. Sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dia sudah dikenal luas di kalangan masyarakat dan memiliki banyak pendukung dari sektor kreatif dan pariwisata yang bisa mendukung langkahnya dalam partai.
Pentingnya Pengalaman dan Pengelolaan Konflik dalam Partai
Hasyibullah juga menyoroti pentingnya pengalaman politik masing-masing kandidat sebagai faktor penentu. Sandiaga, meskipun memiliki sejumlah pengalaman dalam manajemen konflik, baru dua tahun terlibat langsung di PPP dan belum mengalami tantangan besar dalam mengelola dinamika internal partai.
Sementara itu, Mardiono memiliki pengalaman panjang di PPP, di mana dia memulai karir dari jajaran pengurus daerah hingga menjadi Ketua Dewan Perwakilan Wilayah. Pengalamannya di internal partai menjadi aset berharga bagi Mardiono saat menghadapi konflik yang mungkin muncul di masa mendatang.
Amran Sulaiman, meskipun merupakan seorang teknokrat dengan pendekatan tegas dan berani, masih harus membuktikan kemampuan dalam menghadapi konflik internal partai. Hal ini bisa menjadi pertimbangan penting bagi para pemilih di dalam konteks pemilihan ketua umum nanti.
Pemberitaan Media dan Persepsi Publik terhadap Kandidat
Dalam analisis terbaru, Ethical Politics juga membandingkan bagaimana ketiga kandidat diberitakan di media online. Mardiono mencatat skor tertinggi dengan 90% pemberitaan positif yang mencerminkan dukungan untuk kembali menjabat Ketua Umum PPP.
Amran Sulaiman, dengan skor 80%, memperoleh banyak sorotan positif terkait kinerja dan kebijakan yang diambilnya di sektor pertanian. Meskipun dia belum mencalonkan diri sebagai Ketua Umum, pencapaiannya mendukung citranya di mata publik.
Sandiaga Uno berakhir dengan skor 70%, di mana mayoritas pemberitaannya berfokus pada kegiatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dukungan yang ada untuknya di dalam PPP membuatnya tetap layak diperhitungkan meskipun belum ada pernyataan resmi tentang kesediaannya untuk berkompetisi di Muktamar X.
Menyongsong Muktamar X dan Dinamika Partai di Depan
Seiring mendekatnya Muktamar X, partai ini dihadapkan pada sejumlah tantangan dan peluang. Masing-masing kandidat membawa harapan dan strategi berbeda untuk mengatasi masalah yang ada di internal PPP. Dalam konteks ini, sikap partai dan publik terhadap ketiga kandidat akan memainkan peran penting dalam menentukan arah kebijakan partai ke depan.
Partai harus menjembatani berbagai kepentingan dan memanfaatkan keahlian masing-masing kandidat untuk menciptakan sinergi yang baik. Hal ini tentunya akan sangat menentukan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam pemilihan yang akan datang.
Kepemimpinan yang kuat dan strategi yang tepat akan diperlukan untuk menjaga konsolidasi partai. Akankah Mardiono mampu mempertahankan posisinya? Atau Amran dan Sandiaga akan berhasil menggeser dominasi Mardiono? Jawaban atas pertanyaan ini akan terungkap dalam beberapa waktu mendatang, menjelang muktamar.