Ahmad Muzani, Ketua MPR, baru-baru ini menerima gelar kebesaran adat Melayu Dato Seri Diwangsa Wira Perdana dari Kesultanan Riau. Dalam acara yang berlangsung khidmat tersebut, Muzani mengekspresikan rasa terima kasihnya dan menghadapi tanggung jawab baru yang disematkan kepadanya dengan penuh keseriusan.
Dalam sambutannya, Muzani menekankan bahwa gelar yang diterimanya bukan sekadar penghargaan, melainkan juga merupakan amanah yang harus dijunjung tinggi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai kultural dalam kehidupan bermasyarakat yang harus selalu dipegang oleh setiap individu.
Politikus dari Partai Gerindra ini menceritakan perjalanan Riau sebagai pusat peradaban Melayu. Ia tidak hanya menghargai warisan budaya yang ada, tetapi juga ingin mengajak masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikannya di tengah modernisasi yang semakin pesat.
Pentingnya Gelar dan Tanggung Jawab Moral dalam Budaya Melayu
Muzani menggambarkan gelar yang diterimanya sebagai simbol tanggung jawab moral dan kultural yang harus dijaga. Dalam pandangannya, pengakuan seperti ini mendorong individu untuk berperan aktif dalam melestarikan warisan budaya yang kaya.
Dia menegaskan bahwa setiap gelar yang diberikan kepada seseorang membawa harapan dan kepercayaan dari masyarakat. Dalam konteks ini, ia merasa terhormat dan dipercaya untuk menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan masyarakat Melayu.
Lebih lanjut, Muzani menjabarkan bagaimana warisan sastrawan dan pemikir Melayu, seperti Raja Ali Haji, memberikan inspirasi bagi generasi mendatang. Karya-karya tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga pedoman hidup bagi masyarakat yang menghargai tradisi dan budaya.
Warisan Sastra dan Konstitusi Moral Masyarakat Melayu
Dalam pidatonya, Muzani merujuk pada karya Gurindam XII yang legendaris, yang ditulis oleh Raja Ali Haji, sebagai bagian integral dari sejarah Melayu. Menurutnya, karya tersebut tidak hanya merupakan warisan sastra, tetapi juga menjadi konstitusi moral yang menerangi jalan hidup masyarakat.
Dengan mengutip pesan-pesan berharga dalam Gurindam, Muzani menekankan pentingnya untuk mengenali diri dan orang lain berdasarkan budi pekerti. Hal ini menunjukkan betapa tinggi nilai yang dijunjung oleh budaya Melayu dalam menilai seseorang.
Pesan tersebut mengajak setiap individu untuk tidak sekadar mengejar kekayaan ataupun kedudukan, tetapi lebih kepada bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik. Ini adalah esensi dari budaya yang berbasis pada akhlak dan kesopanan.
Kepemimpinan yang Berakar pada Nilai Kultural
Muzani menegaskan bahwa kepemimpinan yang baik adalah yang menjadikan nilai-nilai kultural sebagai fondasi utama. Pemimpin harus berusaha menanamkan rasa hormat dan nilai moral di masyarakat agar tidak hanya menjadi pemimpin, tetapi juga panutan.
Ia juga berharap para generasi muda dapat mengambil inspirasi dari pesan-pesan yang diwariskan oleh para leluhur. Membangun karakter bangsa yang kuat harus dimulai dari individu, dan hal itu dapat dicapai melalui pemahaman yang mendalam akan budaya dan tradisi.
Oleh karena itu, Muzani mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur tersebut. Dengan demikian, bangsa ini dapat berkembang tanpa melupakan akar budayanya yang kaya dan berharga.















