Kejahatan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa warga negara Indonesia di luar negeri, khususnya di Kamboja, semakin mengkhawatirkan. Modus operandi yang digunakan oleh pelaku sering kali melibatkan tawaran pekerjaan yang menggiurkan, seperti menjadi operator komputer dengan gaji tinggi.
Berdasarkan pengungkapan dari pihak kepolisian, tidak jarang individu yang tertipu berpikir bahwa mereka akan mendapatkan kehidupan lebih baik. Namun, kenyataannya, mereka justru terjebak dalam situasi yang sangat mengerikan dan berisiko.
Pihak Polri menjelaskan bahwa salah satu contoh kasus melibatkan seorang wanita dan suaminya yang dijanjikan gaji bulanan. Tawaran itu tampak menarik, tetapi berujung pada pengalaman traumatis yang berkepanjangan.
Modus Penipuan dengan Janji Pekerjaan Menarik
Banyak korban yang terjebak dalam penawaran menggiurkan yang menjanjikan pekerjaan stabil. Pelaku sering menggunakan iming-iming gaji yang tinggi, sehingga banyak yang terpicu untuk menjalin komunikasi lebih lanjut.
Setelah mengesampingkan keraguan, korban biasanya dipersiapkan dengan dokumen perjalanan secara penuh. Akan tetapi, di balik layar, niat sebenarnya hanya untuk memanfaatkan mereka.
Setelah tiba di negara tujuan, kenyataan pahit segera muncul. Paspor korban diambil oleh pihak yang mengklaim mereka “sponsor” dan membawa mereka ke lokasi kerja yang tidak sesuai harapan.
Pengalaman Mengerikan di Kamboja
Korban seringkali tidak tahu bahwa mereka akan bekerja di sektor penipuan daring. Sesampainya di bandara, mereka dijemput dan dibawa dengan taksi selama berjam-jam tanpa sedikit pun informasi mengenai tujuan atau kondisi tempat kerja mereka.
Selama perjalanan, mereka diarahkan oleh orang-orang yang tidak dikenal, menciptakan rasa ketidakpastian dan ketakutan. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa mereka baru pertama kali berada di geografis yang asing.
Setibanya di lokasi kerja, para korban menyadari bahwa mereka telah dipaksa menjadi scammer, yang melibatkan penipuan online terhadap orang lain. Situasi ini sangat menyedihkan dan membutuhkan perhatian lebih lanjut dari pihak berwenang.
Dampak Psikologis dan Fisik pada Korban
Korban yang tidak berhasil memenuhi target pekerjaan akan mendapatkan sanksi yang cukup berat. Bentuk hukuman ini bisa berupa hukuman fisik yang merugikan kesehatan mereka secara langsung.
Beberapa bentuk hukuman yang diterima meliputi push-up, sit-up, dan kegiatan fisik lainnya yang berlebihan. Hal ini tentunya sangat merugikan baik secara mental maupun fisik.
Pengalaman traumatis ini sering kali meninggalkan bekas yang mendalam, dan korban harus berjuang untuk memulihkan diri setelah pergi dari situasi tersebut. Tindakan seharusnya diambil untuk melindungi mereka yang terjebak dalam jaringan TPPO.















