Kebakaran yang terjadi di kawasan tersebut baru-baru ini telah merenggut nyawa seorang individu dengan gangguan jiwa berinisial AS, berusia 41 tahun. Menurut keterangan warga setempat, penyebab utama kebakaran diduga berasal dari percikan api saat proses pengelasan besi.
Salah satu korban yang terdampak, Anwar, berusia 48 tahun, menjelaskan bahwa ketidak hati-hatian saat pengelasan besi telah menimbulkan musibah yang menghanguskan rumahnya dan empat rumah di sekitarnya. Dia menyebutkan bahwa percikan api tersebut berpotensi menyebar dengan cepat dan memicu kebakaran yang lebih besar.
Melihat api yang mulai menyebar, Anwar mengambil langkah cepat untuk melakukan pelaporan. Masyarakat setempat berinisiatif untuk ikut ambil bagian dalam usaha memadamkan api dengan menggunakan air serta Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) yang tersedia, meskipun upaya tersebut tidak berhasil menahan laju api yang semakin meluas.
Penyebab Kebakaran dan Proses Pengelasan yang Berbahaya
Percikan las besi sering kali dianggap remeh oleh banyak orang, padahal potensi bahayanya cukup besar. Dalam kasus ini, lelehan dari proses pengelasan jatuh pada material yang mudah terbakar, membuat situasi semakin tidak terkendali.
Material asbes yang terdapat di area tersebut memperburuk keadaan. Ketika asbes pecah akibat panas, api dapat dengan mudah merembet ke area sekitarnya dan menjadikan kebakaran semakin sulit dikendalikan.
Api diketahui mulai berkobar sekitar pukul 09.30 WIB, menghanguskan banyak barang berharga milik warga. Anwar menyatakan bahwa ia dan keluarga tidak hanya kehilangan tempat tinggal, tetapi juga barang-barang elektronik dan dokumen penting yang sulit untuk diganti.
Usaha Pemadaman Api dan Kesigapan Warga
Setelah mengetahui bahwa kebakaran semakin meluas, warga berusaha untuk saling membantu. Mereka mencoba memadamkan api dengan peralatan seadanya dan tanpa bantuan profesional pada tahap awal.
Namun, api yang cepat menyebar serta angin yang cukup kencang membuat usaha tersebut menjadi semakin sulit. Ada beberapa warga yang terkena percikan api saat mencoba membantu, menunjukkan betapa berbahayanya situasi ini.
Pada akhirnya, Sudin Gulkarmat Jakarta Barat mengerahkan 21 unit kendaraan pemadam kebakaran yang melibatkan 105 personel untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi. Kesiapan tim pemadam kebakaran dalam merespons kejadian semacam ini sangat penting untuk meminimalisir kerugian lebih lanjut.
Dampak Kebakaran bagi Warga dan Lingkungan Sekitar
Kebakaran ini tidak hanya merusak bangunan fisik, tetapi juga menimbulkan trauma bagi warga yang mengalaminya. Mereka harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan tempat tinggal dan berbagai harta bernilai.
Kerugian material yang dialami oleh Anwar dan 10 korban lain sangat signifikan. Semua barang berharga, dari surat-surat penting hingga perangkat elektronik, menjadi hangus akibat insiden ini.
Secara psikologis, dampak kebakaran dapat berlanjut dalam bentuk stres dan kecemasan bagi para korban. Di saat yang bersamaan, mereka juga harus mencari tempat tinggal sementara sambil menata kehidupan kembali.