Pemerintah Kabupaten Jember, di bawah kepemimpinan Bupati Gus Fawait, terus menunjukkan komitmennya untuk mencapai pemerataan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Dengan meluncurkan program insentif bagi guru ngaji dan guru kitab, Pemkab Jember berusaha memberikan penghargaan yang setara tanpa memandang latar belakang atau keyakinan para pengajarnya.
Langkah ini merupakan bagian dari visi Gus Fawait untuk menjadikan Jember sebagai miniatur Indonesia yang mendukung nilai-nilai toleransi dan kebersamaan. Melalui program ini, Pemkab tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga membangun kesatuan sosial di tengah masyarakat yang beragam.
Salah satu guru kitab, Ratno Eko Wiyanti, mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini. Ia mengajar di GKT Ambulu sejak tahun 2003 dan merasa bahwa bantuan yang diberikan Pemkab sudah berjalan dengan sangat baik.
“Program ini sangat membantu, terutama bagi para ibu rumah tangga yang memiliki waktu terbatas. Dengan pelayanan yang cepat dan teratur, kami merasa didengar,” ujarnya.
Kemajuan Pemkab Jember dalam Memperhatikan Guru Agama
Program insentif ini adalah langkah penting dari Pemkab Jember untuk memberikan penghargaan kepada guru agama yang selama ini menjalankan tugasnya tanpa gaji. Banyak di antara guru-guru ini, termasuk Ratno, yang mengajar murni sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Kami mengajarkan kitab sebagai bentuk pelayanan, dan tidak menerima gaji. Ini adalah tanggung jawab moral kami,” katanya.
Ia mengapresiasi rencana dari Gus Fawait untuk menyalurkan insentif langsung ke rumah para guru. Namun, ada juga pandangan positif terhadap mekanisme yang ada saat ini yang dinilai cukup efisien.
“Saya lebih menyukai cara sekarang, di mana guru berkumpul dan mengambil insentif secara langsung. Ini lebih mudah,” tambahnya.
Dengan adanya program ini, para guru merasa lebih dihargai dan diterima dalam masyarakat. Dukungan yang datang dari Pemkab menjadi motivasi tersendiri bagi mereka untuk terus menjalankan tugasnya dengan penuh dedication.
Program yang Mendukung Kesejahteraan Sosial
Pemberian insentif ini tidak hanya berlaku untuk satu atau dua desa, tetapi melibatkan banyak warga dari berbagai daerah. Muhammad Samhaji, seorang guru di Desa Jenggawah, menganggap program ini sebuah bukti nyata dari komitmen Pemkab untuk memenuhi janji-janji kepada masyarakat.
“Sejak 2003, saya sudah terlibat dalam program semacam ini. Saya merasa senang bisa terus membantu masyarakat,” ujarnya.
Samhaji menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah jumlah insentif yang diterima, tetapi perhatian dan penghargaan yang membuat para guru merasa diakui. “Kami merasa dihargai karena tidak ada potongan dari insentif yang diberikan,” tambahnya.
Insentif ini juga menjadi simbol dukungan moral bagi guru-guru yang sering kali tidak tampak, tetapi selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. “Setiap pengabdian yang kami jalankan, dari mengajar hingga mengurus jenazah, adalah upaya kami untuk beribadah,” ungkapnya.
Pengalaman mendidik dan memberikan layanan bagi masyarakat membuat para guru ini tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pilar moral bagi komunitas mereka.
Penyaluran Insentif secara Merata dan Tanpa Pungutan
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Jember, Nurul Hafid Yasin, menjelaskan bahwa penyaluran insentif dilakukan dengan transparan dan cepat. Penggunaan sistem yang baik membuat pemrosesan honorarium guru ngaji berjalan mulus dan efisien.
“Ditengah libur, kami tetap melaksanakan penyaluran insentif di beberapa kecamatan. Ini menjadi bukti komitmen kami,” jelas Hafid.
Setelah melakukan verifikasi, sebanyak 6.761 guru ngaji menerima insentif. Proses ini ditargetkan rampung paling lambat pada tanggal 16 Oktober 2025.
Pemerintah juga memastikan bahwa semua proses penyaluran dilakukan tanpa pungutan biaya, menjadikan program ini inklusif untuk semua pengajar agama. “Kami tidak membedakan latar belakang guru ngaji, baik Muslim maupun non-Muslim mendapatkan perhatian yang sama,” tegasnya.
Dengan demikian, pemerintah memberikan dukungan yang adil bagi semua pengajar agama, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling menghargai.
Membangun Fondasi Moral untuk Masyarakat yang Berkeadaban
Program insentif bagi guru ngaji menjadi langkah nyata dalam pembangunan manusia yang tidak hanya terukur dari aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga dari penguatan nilai moral dan spiritual. Pemkab Jember percaya bahwa perhatian kepada para pengajar agama akan meningkatkan semangat pengabdian.
Dengan meningkatnya kesejahteraan para pengajar, diharapkan mereka dapat melanjutkan tugas mulia mereka dengan lebih baik. Setiap doa dan bacaan ngaji yang mereka ajarkan adalah fondasi bagi generasi yang lebih baik di masa depan.
Melalui dukungan nyata ini, Pemkab Jember berupaya untuk menciptakan generasi yang berakhlak, berilmu, dan berkeadaban. Upaya ini menciptakan ekosistem sosial yang saling memberi dan memperkuat satu sama lain demi kemajuan daerah.