Sebelumnya, sejumlah pihak mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap izin perusahaan yang beroperasi di kawasan rawan bencana, termasuk di dalamnya moratorium izin tambang baru. Situasi ini menuntut perhatian mendalam agar tidak ada lagi dampak negatif yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
Kementerian Lingkungan Hidup turut mengambil langkah tegas dengan memanggil delapan perusahaan yang beroperasi di DAS Batang Toru, Sumatera Utara, terkait temuan kayu gelondongan. Temuan ini terlihat memperburuk kondisi banjir yang telah mengganggu kehidupan warga setempat.
Dalam rangka menanggapi permasalahan ini, Puan, sebagai Ketua DPR, memastikan bahwa mereka siap melakukan evaluasi bersama pemerintah. Prioritas utamanya adalah menyelamatkan warga yang telah terdampak akibat bencana tersebut.
Pentingnya Penanganan Bencana Sesuai Regulasi dan Prosedur
Langkah-langkah evaluasi ini akan mencakup peninjauan izin-izin yang sudah dikeluarkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak menambah beban lingkungan yang sudah parah.
Puan menegaskan perlunya sinergi antara DPR dan pemerintah untuk memahami akar masalah yang terjadi. Ke depannya, mereka berkomitmen untuk merancang perencanaan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan.
Setelah masa tanggap darurat berakhir, fokus selanjutnya adalah pada tahap pemulihan. Puan menyebut bahwa masa rehabilitasi harus menjadi prioritas untuk memastikan infrastruktur dan masyarakat pulih sepenuhnya dari dampak bencana.
Pengawasan dan Tindak Lanjut Terhadap Proses Pemulihan
Puan menambahkan bahwa DPR telah memberikan bantuan logistik kepada daerah-daerah yang terdampak banjir. Tim yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurizal, telah turun langsung untuk meninjau keadaan lapangan.
Keterlibatan DPR dalam memantau proses penanganan bencana sangat diperlukan. Mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti evaluasi penyebab bencana setelah situasi darurat ini teratasi sepenuhnya.
Saat ini, fokus utama adalah pada pemberian bantuan kepada para korban dan memastikan bahwa segenap kebutuhan mendesak mereka terpenuhi. Komitmen ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan dukungan yang berarti bagi warga.
Rehabilitasi Infrastruktur Pasca Bencana dan Kendala yang Dihadapi
Kemudian, setelah bantuan darurat diberikan, perencanaan rehabilitasi infrastruktur juga menjadi kunci untuk menghindari bencana serupa di masa depan. Puan menyadari bahwa tanpa infrastruktur yang memadai, resiko bencana akan selalu mengancam masyarakat.
Berbagai kendala, seperti keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia, menjadi tantangan tersendiri dalam proses pemulihan. Namun, Puan tetap optimis bahwa dengan kerjasama yang baik, semua masalah ini bisa teratasi.
Mekanisme pemantauan berkala diperlukan untuk memastikan bahwa proses rehabilitasi berlangsung sesuai rencana. Setiap langkah harus dikontrol dengan ketat agar tidak ada penyalahgunaan anggaran yang terjadi.















