Memasuki pekan kedua penanganan bencana banjir bandang serta tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi untuk mempercepat persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, yang menegaskan pentingnya tindakan cepat dalam situasi darurat ini.
Hal ini disampaikan oleh Pratikno saat menghadiri peluncuran Indonesia International Search and Rescue (IISAR) 2026 yang berlangsung di Dome A, Spike Air Dome PIK 2, Kabupaten Tangerang. Dalam pernyataannya, Pratikno menegaskan bahwa seluruh kekuatan nasional dikerahkan dalam masa tanggap darurat yang ada saat ini.
Menurut Pratikno, tim yang terlibat dalam tanggap darurat mencakup berbagai institusi seperti Basarnas, TNI, Polri, bersama pemerintah daerah setempat. Semua organisasi ini dikomandoi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memastikan bahwa operasi berjalan dengan efektif dan efisien.
Pentingnya Koordinasi Antar Lembaga dalam Penanganan Bencana
Pada masa tanggap darurat, kolaborasi lintas lembaga memegang peranan kunci. Tanpa adanya koordinasi yang baik di antara Basarnas, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, akan sulit untuk mencapai target penanganan yang diharapkan.
Dalam situasi darurat, kecepatan dalam pengambilan keputusan menjadi sangat vital. Keputusan yang cepat dan tepat akan memengaruhi proses penyelamatan dan mitigasi risiko bagi masyarakat yang terdampak bencana.
Pratikno juga menekankan perlunya sistem yang sudah teruji agar semua elemen masyarakat bisa bekerja sama dengan baik. Hal ini akan membantu dalam memberikan bantuan yang diperlukan dengan lebih cepat dan efisien.
Fase Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Di balik situasi darurat, persiapan untuk fase rehabilitasi dan rekonstruksi harus dimulai sejak dini. Banyak yang berpendapat bahwa penundaan pada tahap ini dapat memperparah kondisi dan memperlambat pemulihan masyarakat.
Presiden Prabowo telah memberikan arahan agar rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan secara cepat bahkan selama masa tanggap darurat. Dengan begitu, masyarakat dapat segera kembali ke kehidupan normalnya.
Keberlanjutan program rehabilitasi yang baik akan sangat bergantung pada sumber daya dan komitmen yang ada. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sipil sangat diperlukan dalam tahap ini.
Tantangan dalam Pengelolaan Bencana Secara Efektif
Salah satu tantangan utama dalam manajemen bencana adalah minimnya sumber daya di lapangan. Dalam banyak kasus, lembaga pemerintah sering kali kesulitan untuk mengumpulkan bantuan yang cukup, khususnya di daerah terpencil.
Faktor geografis juga dapat mempengaruhi distribusi bantuan. Daerah yang terisolasi akan lebih sulit dijangkau, dan ini bisa mengakibatkan keterlambatan dalam penyampaian bantuan yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi ini, penggunaan teknologi modern dalam manajemen bencana menjadi sangat penting. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi dapat ditingkatkan dan proses pengiriman bantuan menjadi lebih efisien.















