Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, baru-baru ini mengungkapkan rencana penting dalam organisasi mereka, yaitu perubahan logo yang sebelumnya memperlihatkan siluet wajah mantan Presiden Joko Widodo. Langkah ini diambil sebagai bagian dari transformasi untuk mendukung agenda politik Presiden Prabowo Subianto, mencerminkan perubahan arah dan tujuan organisasi.
Budi Arie menegaskan bahwa keputusan mengenai desain baru logo akan ditentukan dalam kongres yang berlangsung dari Sabtu hingga Minggu. Transformasi ini, menurutnya, merupakan langkah strategis yang tidak hanya sekadar memperbarui visual, tetapi juga menegaskan komitmen kepada visi baru organisasi.
Dalam pernyataannya, Budi Arie mengungkapkan, “Kita akan memperkuat dukungan terhadap agenda-agenda politik Presiden Prabowo.” Hal ini menunjukkan bahwa sebagai organisasi, Projo berkomitmen untuk mengikuti perkembangan politik dan beradaptasi dengan kepemimpinan yang baru.
Di sisi lain, meskipun logo akan diubah, Budi Arie menegaskan bahwa nama Projo tidak akan berganti. Dia juga menjelaskan bahwa banyak pihak mengira Projo merupakan singkatan dari “pro Jokowi,” padahal itu tidak benar. “Projo lebih jauh memiliki makna yang dalam terkait dengan negara dan rakyat,” tambahnya.
Budi Arie kemudian merinci asal usul nama Projo, yang diambil dari kata dalam bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi. Dalam penjelasannya, Projo berarti ‘negeri’ dan ‘rakyat’, yang mencerminkan identitas organisasi sebagai entitas yang mencintai bangsa dan rakyatnya.
Melalui kongres yang sedang berlangsung, Projo digadang-gadang akan memasuki fase baru, dengan memberdayakan banyak tokoh dan penggerak yang relevan dengan cita-cita politik nasional. Transformasi logo adalah langkah awal yang signifikan dalam menyelaraskan visi dan misi organisasi.
Transformasi Organisasi: Antara Identitas dan Perubahan
Proses transformasi bukan hanya sekadar menyangkut aspek visual, tetapi juga mencakup perubahan dalam kultur dan nilai organisasi. Budi Arie menyatakan bahwa penting untuk menciptakan budaya yang lebih inklusif, yang dapat menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Projo merencanakan berbagai program, kerja sama dengan sektor-sektor lainnya, dan kegiatan sosial yang dapat meningkatkan kesadaran politik di kalangan masyarakat luas.
“Kita ingin menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat, sehingga semua kalangan dapat terlibat,” ungkap Budi Arie, menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun negeri ke arah yang lebih baik.
Sejalan dengan itu, Projo berupaya menyiapkan kader-kader yang tidak hanya loyal tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang dinamika politik saat ini. Hal ini diyakini akan meningkatkan kualitas kader dan memberi dampak positif di masa depan.
Makna di Balik Perubahan Logo Projo
Perubahan logo menjadi salah satu isu yang cukup menarik perhatian publik, karena logo merupakan identitas visual dari sebuah organisasi. Logo baru diharapkan tidak hanya memberikan kesan modern, tetapi juga mencerminkan aspirasi dan nilai yang diusung Projo ke depan.
Logo lama, yang menjadi wajah Jokowi, akan digantikan dengan simbol yang memiliki makna kolektif dan mengakomodasi aspirasi lebih luas. Hal ini juga disampaikan sebagai upaya untuk menghindari kesan ‘kultus individu’ yang selama ini melekat.
Projo ingin memastikan bahwa perubahan yang dilakukan bukan hanya untuk kepentingan politik semata, tetapi lebih kepada komitmen berkelanjutan terhadap bangsa dan warganya. Logo yang baru nantinya diprediksi mampu menyampaikan pesan tersebut secara jelas.
Selain itu, desain logo baru diharapkan dapat menginspirasi anggota dan simpatisan Projo untuk lebih berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan positif yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bahwa komitmen terhadap rakyat adalah prioritas yang lebih besar daripada individu.
Dengan kata lain, Projo berupaya menciptakan simbol yang dapat diidentifikasi dengan nilai-nilai dan misi organisasi yang lebih universal, sekaligus menegaskan keberadaan mereka dalam lingkup politik yang dinamis.
Penghujung Perjalanan dan Harapan Baru untuk Projo
Seiring dengan berjalannya waktu, Projo diharapkan mampu menemukan jati diri yang lebih kuat dan relevan di tengah tantangan politik yang kian kompleks. Proses transformasi yang sedang berlangsung menjadi momen krusial dalam menentukan arah organisasi ini ke depannya.
Percaya bahwa setiap perubahan membawa harapan baru, Budi Arie menyatakan bahwa Projo akan terus berkomitmen memperjuangkan kepentingan rakyat tanpa terikat oleh kepentingan individu. Projo adalah organisasi yang peduli akan nasib bersama.
Harapan ini seiring dengan keinginan untuk menjadi organisasi yang berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik, menuju keadilan dan kesejahteraan untuk semua. Sudut pandang ini diharapkan menjadi bagian dari jiwa setiap anggota Projo.
Dalam era baru ini, Projo pun berharap agar lebih banyak masyarakat yang terlibat aktif, tidak hanya menjadi penonton, tetapi peserta yang memiliki andil dalam proses pengambilan keputusan. Momen ini menjadi tonggak sejarah bagi perjalanan organisasi ke depan.
Budi Arie mengajak seluruh pengurus dan anggota untuk bersama-sama menjaga semangat kolektif ini. Melangkah maju dalam satu visi untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih sejahtera bagi semua.















