Suasana di Kendari, Sulawesi Tenggara, semakin meriah saat dilaksanakannya Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 pada tahun 2025. Kegiatan ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan momen penting untuk menampilkan dedikasi dan komitmen dalam pengembangan sumber daya manusia yang berbasis pada nilai-nilai Al-Qur’an.
Pembukaan STQH ke-28 di Alun-alun Tugu MTQ pada malam yang penuh cerah menjadi ajang pertemuan tidak hanya para peserta, tetapi juga masyarakat untuk merayakan kecintaan terhadap kitab suci. Peserta dari berbagai daerah berkompetisi dengan semangat tinggi demi menyemarakkan acara ini.
Iwanuddin Iskandar, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah, menyatakan pentingnya acara ini dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ia berpesan kepada para peserta untuk menjaga reputasi daerah dan berusaha sebaik mungkin dalam setiap perlombaan.
Sekitar 21 kafilah dari Jawa Tengah menuju ke Kendari dengan harapan dapat meraih prestasi gemilang. Iwanuddin mengharapkan agar setiap peserta merasa bangga atas pencapaian yang telah diraih dan memberi yang terbaik untuk diri mereka, keluarga, dan daerah mereka.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menambahkan bahwa kompetisi ini tidak hanya menguji kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an, tetapi juga meliputi hafalan hadist. Keterkaitan antara Al-Qur’an dan hadist menjadi landasan penting selama STQH, dan keduanya memberikan keleluasaan bagi umat untuk memahami ajaran Islam dengan lebih baik.
Pesan Moral dari Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis
STQH bukan hanya sekedar perlombaan; ia membawa pesan moral yang dalam bagi semua peserta dan penonton. Pengajaran Al-Qur’an dan hadist seharusnya menjadi komitmen yang terus menerus dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap peserta diharapkan tidak hanya berfokus pada kemenangan, tetapi juga pada pembelajaran yang didapat selama proses persiapan. Melalui ajang ini, mereka diharapkan dapat memperdalam pemahaman dan cinta terhadap ajaran Islam.
Pendidikan berbasis spiritual seperti ini membantu memperkuat karakter, meningkatkan ketahanan mental, dan mengembangkan rasa percaya diri di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, setiap individu perlu menyadari pentingnya mengikuti kegiatan semacam ini.
Para peserta diharapkan membawa pulang lebih dari sekadar piala, melainkan pengalaman berharga yang akan membimbing mereka dalam menempuh jalan kehidupan yang lebih baik. Sudah semestinya acara seperti ini diadakan secara rutin untuk memperkuat pondasi iman dan penghayatan terhadap nilai-nilai agama.
Lebih dari itu, semangat kebersamaan di antara peserta menjadi daya tarik tersendiri. Mereka tidak hanya berkompetisi tetapi juga saling mendukung dan berbagi pengalaman, menghasilkan lingkungan yang positif dan inspiratif.
Signifikansi Kemajemukan dalam STQH
Kegiatan semacam STQH juga mencerminkan keindahan kemajemukan di Indonesia. Beragam latar belakang budaya dan etnis hadir dalam satu tujuan bersama, yaitu mencintai dan memahami Al-Qur’an.
Acara ini menjadi wahana untuk memperkuat persatuan di tengah perbedaan. Melalui kompetisi, para peserta tidak hanya bersaing tetapi juga menjalin persahabatan yang erat.
Kemajemukan dalam STQH menunjukkan bahwa agama mampu menyatukan hati dan pikiran masyarakat dari berbagai latar belakang. Dalam konteks ini, kehadiran berbagai daerah menjadi keleluasaan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Pentahbisan ajang ini sebagai sarana unjuk kreativitas dan inovasi di bidang ilmu pengetahuan juga sangat penting. Setiap daerah berkesempatan untuk menampilkan kemampuan terbaik dalam menginterpretasikan dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan hadist.
Ini adalah kesempatan langka bagi para peserta untuk belajar dari satu sama lain. Persahabatan yang terjalin bisa menjadi titik awal lahirnya kolaborasi di masa depan, demi menjadikan masyarakat yang lebih religius dan toleran.
Manfaat Sosial dan Ekonomi dari STQH
Sebagai salah satu event besar, STQH tidak hanya memberi dampak pada aspek pendidikan semata. Keberadaan acara ini juga memberikan cukup banyak manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Selama berlangsungnya STQH, akan banyak pelaku usaha kecil yang mendapatkan keuntungan dari peningkatan kunjungan wisatawan. Hotel, restoran, dan tempat-tempat lain akan menerima lonjakan pengunjung yang signifikan.
Peningkatan ekonomi lokal seperti ini seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan lebih lanjut potensi pariwisata dan budaya di daerah tersebut. Selain itu, terdapat peluang untuk memperkenalkan produk lokal kepada pengunjung.
Secara sosial, kegiatan ini juga menguatkan rasa kebersamaan antar masyarakat. Event besar seperti ini dapat menjadi sarana untuk membangun jaringan sosial yang lebih kokoh dan produktif.
Peserta yang datang dari berbagai daerah membawa serta beragam nilai dan tradisi, sehingga mereka bisa saling belajar dan menghargai perbedaan. Hal ini pastinya akan membangun harmoni dan meningkatkan toleransi di antara masyarakat.