Pabrikan otomotif asal Vietnam kembali menghadapi masalah serius setelah sekelompok pengguna mobil listrik VinFast VF 8 Plus AWD mengajukan gugatan kolektif di Amerika Serikat. Para pemilik kendaraan ini mengklaim bahwa kecepatan pengisian daya jauh di bawah yang dijanjikan, yakni hanya di bawah 2 kW, padahal seharusnya mendekati 6,6 kW dengan standar Level-2.
Situasi ini berakibat pada waktu pengisian yang sangat lama, hampir mendekati 24 jam untuk pengisian penuh, menjadikan mobil listrik ini tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari dan perjalanan mendadak. Hal ini tentu menjadi perhatian utama bagi para konsumen yang mengandalkan teknologi kendaraan listrik.
Kasus ini menimbulkan sejumlah pertanyaan mengenai klaim yang dibuat oleh VinFast dalam iklan dan penjualan produk mereka. Konsumen merasa tertipu oleh informasi yang disampaikan, yang seharusnya memberikan kecepatan pengisian yang lebih baik.
Permasalahan Pengisian Daya yang Menggangu Konsumen
Para pemilik mobil sering mengalami masalah pengisian daya yang berhenti sendiri saat mencoba menggunakan arus 32 amp. Sebaliknya, untuk menjaga agar proses charging tetap berjalan, banyak yang terpaksa menurunkan arus pengisian menjadi 19 amp atau bahkan lebih rendah, meski ini mengakibatkan penurunan kecepatan hampir 40 persen.
Masalah ini tidak hanya sekedar gangguan, tetapi juga mempengaruhi pengalaman menggunakan kendaraan. Banyak pemilik yang merasa harus melakukan langkah ekstra, termasuk membeli charger tambahan agar pengisian mendekati kecepatan yang dijanjikan saat pembelian.
Belum ada solusi yang memuaskan dari pihak VinFast setelah beberapa kali perbaikan dilakukan. Para pengguna tetap mengajukan keluhan, dan situasi ini semakin memperburuk reputasi pabrikan yang baru dikenal di pasaran global.
Gugatan Hukum Sebagai Upaya Mendapatkan Keadilan
Gugatan yang diajukan oleh para pemilik mobil ini menyebutkan bahwa kegagalan VinFast dalam memenuhi klaim pengisian daya telah menurunkan fungsi utama kendaraan mereka. Ini tentunya berimbas pada kualitas hidup para pengguna yang mengharapkan manfaat dari teknologi modern yang diusung oleh mobil listrik.
Saat ini, kasus tersebut telah berada di meja arbitrase, di mana hakim awalnya menangguhkan gugatan kelas. Pemilik dan pihak VinFast diharuskan mencari solusi melalui jalur ini, meskipun banyak yang merasa proses tersebut memakan waktu dan tenaga.
Perasaan frustasi meluas di antara para pemilik, yang menjadikan proses hukum ini sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kejelasan dan kompensasi. Tidak sedikit dari mereka yang berharap agar masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat dan adil.
Implikasi Jangka Panjang Terhadap Kepercayaan Konsumen
Gugatan ini menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap VinFast mulai merosot. Dalam pasar otomotif yang semakin kompetitif, reputasi sebuah merek sangat penting untuk kelangsungan bisnis. Masalah ini bisa berdampak negatif jika tidak ditangani dengan baik dan cepat.
Kecepatan dan kualitas layanan purnajual menjadi faktor penting yang harus dipikirkan pelaku industri otomotif. VinFast perlu menunjukkan bahwa mereka mampu bertanggung jawab atas klaim yang dibuat dan menyediakan produk yang memenuhi harapan konsumen.
Kondisi ini juga dapat menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan lain yang terjun ke dunia kendaraan listrik. Transparency dan kejujuran dalam komunikasi dengan pelanggan akan sangat menentukan kesuksesan mereka di pasar yang terus berubah ini.















