Seorang pendaki mengalami kecelakaan serius di kawasan lembah Gunung Burangrang, Kecamatan Pasirlangu, yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Insiden ini terjadi pada Minggu siang, 19 Oktober, ketika pendaki tersebut terjatuh ke jurang pada ketinggian 2050 mdpl.
Tim Search and Rescue (SAR) bekerja keras selama lebih dari 12 jam untuk mengevakuasi korban yang diketahui bernama Aep Rohendi Saripudin, seorang pria berusia 33 tahun. Penemuan Aep terjadi pada malam hari sekitar pukul 23.30 WIB oleh tim SRU 3 yang melakukan pencarian intensif.
Setelah dievakuasi, Aep langsung dibawa menuju Basecamp Mentari Gunung Burangrang untuk pemeriksaan lebih lanjut. Proses evakuasi berlangsung dengan lancar, dan korban tiba di basecamp pada dini hari, Senin, 20 Oktober, pada pukul 00.58 WIB.
Proses Evakuasi yang Menantang dan Komunikasi Korban
Evakuasi Aep menjadi tantangan tersendiri bagi tim SAR yang beroperasi di daerah berbahaya. Korban terjatuh pada ketinggian sekitar 1.710 mdpl, tepatnya 531 meter dari puncak Gunung Burangrang setelah berusaha melakukan pendakian solo. Pendaki tersebut terkait dengan tim SAR menghubungi pihak basecamp untuk mendapatkan bantuan.
Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, memberikan penjelasan mengenai situasi yang dihadapi. Ia menyebut, pihaknya menerima laporan sekitar pukul 15.10 WIB dan segera menyiapkan tim untuk melakukan operasi evakuasi ke lokasi kejadian.
Komunikasi dengan korban sangat penting dalam proses ini. Sementara menunggu kedatangan tim SAR, Aep berhasil berkomunikasi dan menginformasikan kondisi tubuhnya yang semakin menurun. Keluhan fisik inilah yang mempercepat proses evakuasi dari pihak SAR.
Peralatan dan Dukungan Tim SAR dalam Operasi
Dalam menjalankan misi penyelamatan ini, tim SAR dilengkapi dengan peralatan dan kendaraan khusus. Mereka menggunakan satu unit rescue car, satu motor trail, serta satu set peralatan SAR Gunung Hutan untuk menghadapi kondisi alam yang sulit. Kesiapan dalam menggunakan UAV Thermal juga menjadi nilai tambah bagi keberhasilan evakuasi.
Ketika tim tiba di Basecamp Mentari Burangrang, mereka langsung melakukan koordinasi untuk menentukan jalur evakuasi yang tepat. Pendekatan yang strategis sangat vital mengingat medan yang terjal dan cuaca yang tidak menentu di area tersebut.
Setelah persiapan lengkap, tim SAR melanjutkan perjalanan ke area lembah tempat Aep terjatuh. Keberadaan alat medis dan alat pelindung diri juga menjadi faktor penting dalam menjaga keselamatan tim saat melakukan evakuasi.
Pentingnya Keselamatan dalam Pendakian Gunung
Insiden ini menyadarkan banyak pendaki tentang pentingnya keselamatan saat melakukan aktivitas pendakian. Solo hiking memang menjanjikan petualangan tersendiri, namun resiko yang dihadapi tidak bisa dianggap sepele. Keterbatasan dalam pengalaman dan keahlian bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Penyuluhan dan pelatihan yang tepat sangat dibutuhkan, baik untuk pemula maupun pendaki berpengalaman. Menguasai pengetahuan dasar tentang navigasi, pertolongan pertama, dan cara menghadapi bencana sangatlah krusial. Berbekal informasi tersebut, pendaki dapat lebih siap menghadapi kemungkinan buruk.
Selain itu, tim SAR juga mengingatkan pentingnya membawa peralatan komunikasi yang memadai. Mampu menghubungi pihak berwenang dalam keadaan darurat sering kali menjadi penyelamat Anda dari bahaya yang lebih besar.