Hujan yang terus menerus mengguyur Kabupaten Tolitoli di Sulawesi Tengah telah menyebabkan banjir parah yang melanda beberapa kelurahan. Peristiwa ini telah mengakibatkan lebih dari 1.300 kepala keluarga terdampak, dalam keadaan darurat yang membutuhkan penanganan cepat.
Berita mengenai banjir ini datang dari Kepala BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, yang melaporkan bahwa kerusakan cukup signifikan, namun situasi dapat dikelola dengan baik melalui koordinasi berbagai pihak.
Musim Hujan dan Dampaknya terhadap Permukiman Warga
Banjir yang terjadi merupakan hasil dari meluapnya Sungai Lembe ditambah dengan drainase yang tidak memadai. Peristiwa ini, yang diawali pada Minggu sore, adalah dampak akumulasi hujan lebat dan pasang air laut yang bersamaan.
Sejak pukul 14.00 WITA, curah hujan meningkat drastis, mengakibatkan beberapa daerah terendam air. Air meluap ke jalan, rumah-rumah, dan fasilitas umum, membuat mobilitas warga terganggu.
Wilayah yang paling parah terdampak adalah Kelurahan Tuweley, Baru, Nalu, Tambun, dan Panasakan. Data mencatat bahwa jumlah kepala keluarga yang terdampak bervariasi, sehingga menambah kompleksitas situasi ini.
Upaya Penanganan dan Dukungan Darurat
BPBD mencatat bahwa sekitar 139 kepala keluarga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun, berkat penanganan yang cepat, sebagian besar warga telah kembali ke rumahnya setelah air mulai surut.
Akris Fattah Yunus menyatakan bahwa tim reaksi cepat sudah melakukan evakuasi dan penilaian awal kerusakan. Mereka bekerja sama dengan Basarnas untuk memastikan keselamatan warga dan meminimalkan risiko lebih lanjut.
Keberadaan logistik penanggulangan bencana juga sangat diutamakan dalam situasi ini. Kebutuhan mendesak meliputi pasokan air bersih dan kebutuhan pangan lainnya untuk warga yang terdampak.
Kerusakan Infrastruktur dan Upaya Pemulihan
Dalam laporan yang diterima, sejumlah kerusakan infrastruktur telah teridentifikasi. Pipa air bersih, bronjong sungai, serta fasilitas pendidikan dan rumah ibadah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Penguatan tebing sungai dan normalisasi sungai menjadi langkah penting untuk mencegah fenomena serupa di masa depan. Bersama dengan BNPB, berbagai tindakan pemulihan akan dilakukan untuk mengatasi dampak dari bencana ini.
Tindakan pembersihan akan dilakukan secara bertahap, melibatkan warga untuk bersatu dalam membersihkan lingkungan mereka. Dalam situasi ini, solidaritas antarwarga menjadi sangat penting.
Secara keseluruhan, meskipun bencana ini mengakibatkan kerugian cukup besar, efektivitas penanganan dapat dilihat dari minimnya korban jiwa. Tim BPBD terus memantau situasi, melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memastikan bahwa kebutuhan warga terpenuhi.
Dengan semangat gotong-royong dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan pemulihan pascabencana ini dapat berjalan cepat dan efektif, sehingga kehidupan sehari-hari warga bisa kembali normal secepat mungkin.















