Pernyataan terbaru dari Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, mengenai biaya haji 2026 menunjukkan penurunan yang signifikan. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2026 diperkirakan mencapai sekitar Rp87,4 juta per orang, turun sekitar Rp2 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp89,4 juta.
Marwan menjelaskan bahwa penurunan biaya ini tidak akan mengorbankan kualitas layanan bagi calon jamaah haji. Pembahasan mengenai BPIH ini dilakukan secara intensif antara DPR, pemerintah, dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk memastikan hasil yang maksimal.
Dalam melaksanakan ibadah haji, kualitas dan kenyamanan bagi jamaah adalah prioritas utama. Keputusan untuk menurunkan biaya haji ini diambil setelah melakukan evaluasi dan analisis mendalam.
Proses Penetapan Biaya Haji Tahun 2026 yang Transparan dan Efisien
Proses penetapan BPIH tahun 1447 H/2026 berlangsung dengan cepat dan penuh tanggung jawab. Marwan menekankan pentingnya diskusi yang produktif antara semua pihak untuk mencapai angka yang realistis dalam waktu singkat.
“Tanggal 29 Oktober 2025 menjadi momen penting, di mana kami berhasil mencapai kesepakatan dalam satu hari,” ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi jamaah haji.
Salah satu hal yang menjadi fokus utama adalah pengelolaan dana haji yang lebih efisien. Pengelolaan keuangan yang bijaksana akan memastikan bahwa biaya haji tetap terjaga tanpa mengurangi kualitas pelayanan.
Rincian Biaya Haji 2026 yang Membangkitkan Harapan Jamaah
Biaya haji tahun ini terdiri atas dua komponen utama, yakni Bipih yang dibayarkan langsung oleh jamaah. Sebagian besar, yaitu Rp54,2 juta, merupakan pembayaran dari jamaah, sedangkan sisanya berasal dari nilai manfaat pengelolaan keuangan haji.
Kondisi ini memberikan jaminan surplus keuangan sekitar Rp149 miliar. Surplus ini akan berfungsi sebagai cadangan untuk subsidi di masa mendatang, memastikan bahwa BPKH tetap berkelanjutan dalam pelayanan haji.
Marwan juga menegaskan bahwa meski ada penurunan biaya, tidak ada pengurangan dalam layanan. Fasilitas akomodasi di Makkah dan Madinah tetap terjaga agar jamaah haji mendapatkan kenyamanan maksimal saat beribadah.
Fasilitas dan Pelayanan untuk Jamaah Haji yang Optimal
Fasilitas akomodasi menjadi salah satu hal yang diperhatikan dengan seksama. Di Makkah, akomodasi maksimum berjarak 4,5 kilometer dari Masjidil Haram, sedangkan di Madinah hanya 1 kilometer dari Masjid Nabawi.
Menu katering juga dijaga kualitasnya dengan cita rasa Nusantara. Pihak penyelenggara memastikan penggunaan juru masak asal Indonesia untuk menciptakan pengalaman kuliner yang nyaman bagi jamaah.
Selain itu, diberikan juga living cost sebesar SAR750 kepada jamaah dalam bentuk tunai. Ini memastikan bahwa jumlah total biaya yang dikeluarkan jamaah setelah pelunasan hanya sekitar Rp23,1 juta, yang terjangkau bagi banyak orang.















