Lonjakan harga produk elektronik seperti smartphone, TV, dan kamera tampaknya menjadi kenyataan yang tak terhindarkan di tahun mendatang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk komponen, terutama chip dan RAM yang digunakan dalam pusat data AI.
Analisis menunjukkan bahwa permintaan ini terutama berasal dari raksasa teknologi seperti Google, Meta, Amazon, Nvidia, dan OpenAI yang berupaya memperluas kapasitas pusat data mereka. Penyebab kelebihan permintaan ini telah memicu kekurangan pasokan di segmen konsumen, serta mengubah prioritas produksi pabrik chip secara global.
Akibatnya, banyak produsen yang memilih untuk memenuhi kebutuhan besar dari industri teknologi tersebut, daripada menyuplai pasar konsumen. Hal ini menciptakan situasi yang sulit bagi pengguna elektronik biasa yang mengandalkan produk terbaru di pasar.
Lonjakan Permintaan Komponen untuk Teknologi AI
Pertumbuhan pesat dalam penggunaan teknologi AI telah menciptakan lonjakan permintaan untuk komponen vital seperti GPU dan memori. Peter Hanbury dari Bain & Company menyatakan bahwa situasi ini menyebabkan kemacetan di banyak bidang produksi.
Perkembangan ini juga berdampak pada sektor manufaktur produk konsumen; kapasitas hard disk drive untuk pusat data kini tidak lagi mencukupi. Sebagai alternatif, banyak perusahaan seperti Google dan Microsoft mulai beralih ke solid state drive (SSD), yang memiliki peranan penting dalam perangkat seperti laptop dan smartphone.
Pergeseran ini tidak hanya mengatupkan pasar untuk produk konsumen, tetapi juga membuat produsen seperti Samsung, SK Hynix, dan Micron lebih memilih memfokuskan produksi mereka pada pasar enterprise, di mana mereka mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi.
Kekurangan Suplai di Pasar Global
CEO Alibaba, Eddie Wu, menggambarkan dampak dari kekurangan komponen ini terhadap pasar global, terutama dalam pembangunan infrastruktur AI. Ia mencatat bahwa kelangkaan chip semikonduktor menyebabkan sejumlah kendala dalam proses pengembangan teknologi.
Wu juga mengungkapkan bahwa situasi ini menjadi hambatan signifikan bagi pertumbuhan industri. Hal ini terlihat jelas dari pernyataan para pemimpin pasar yang menyarankan konsumen untuk segera membeli produk sebelum harga semakin melambung.
Francis Wong dari Realme mengingatkan bahwa kenaikan harga yang terjadi saat ini tiada bandingnya selama satu dekade terakhir, sehingga lebih baik untuk mengambil tindakan cepat untuk membeli smartphone baru.
Proyeksi Kenaikan Harga Memori dan Dampaknya
Berdasarkan analisis dari Counterpoint Research, harga memori diprediksi akan meningkat mencapai 30% pada kuartal terakhir tahun ini. Selanjutnya, proyeksi menunjukkan lonjakan tambahan sebesar 20% di awal tahun 2026.
Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan memang menjadi isu utama yang memengaruhi harga di pasar. Saat permintaan untuk High Bandwidth Memory (HBM) dan GPU melambung tinggi, produsen chip harus memprioritaskan jenis produk ini di atas komponen lainnya yang lebih umum.
MS Hwang, Direktur Riset di Counterpoint Research, menyoroti bahwa pertumbuhan investasi pada AI terus memperparah ketidakseimbangan antara permintaan dan suplai, dengan harga HBM untuk aplikasi AI menjadi prioritas utama bagi produsen.















