Plafon Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate, Maluku Utara, mengalami ambruk pada sore hari Selasa (16/9). Kejadian ini terjadi di lokasi pengantaran dan penjemputan, di mana kondisi cuaca saat itu sangat buruk dengan hujan deras dan angin kencang.
Saksi mata, seorang petugas bandara bernama Jain, menyatakan bahwa insiden terjadi sekitar pukul 15.30 WIT. Beruntung, pada saat itu, bandara dalam kondisi sepi karena tidak ada penerbangan yang beroperasi hingga malam hari.
Menurut Jain, ambruknya plafon itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi yang mengguyur wilayah terminal bandara. Material besar yang jatuh ke jalan ga langsung ditangani oleh petugas bandara, yang bekerja cepat untuk melakukan evakuasi di lokasi kejadian.
Proses Penanganan Pasca Ambruknya Plafon Bandara
Kepala Bandara Udara Sultan Babullah, Sigi Budiarto, mengatakan kegiatan di terminal bandara sudah kembali normal setelah petugas bersiaga dan menyingkirkan puing-puing. “Alhamdulillah, saat ini kondisi normal seperti biasanya,” jelasnya saat dihubungi pada sore hari yang sama.
Sigi memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena saat ambruk, aktivitas penerbangan memang tidak berlangsung. Namun, kejadian ini sempat menimbulkan kepanikan di kalangan petugas bandara yang berada di lokasi.
Ia juga menambahkan bahwa penyebab ambruknya plafon diakibatkan oleh akumulasi air hujan yang tersimpan di atas plafon yang sudah tua. “Beban berat tersebut membuat plafon tidak mampu bertahan dan akhirnya runtuh,” ucapnya.
Dampak Kejadian Terhadap Aktivitas Penerbangan di Bandara
Meskipun terjadi insiden yang mengkhawatirkan, Kepala Bandara Sigi Budiarto menegaskan bahwa penerbangan malam tetap berlangsung tanpa adanya gangguan. Hal ini berkat kecepatan respons petugas dalam menangani situasi pasca ambruknya plafon.
Petugas bandara melakukan penyisiran area yang terdampak untuk memastikan keselamatan penumpang dan prosedur operasional tetap berjalan. “Kami melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan bahwa tidak ada sisa-sisa puing yang masih berbahaya bagi pengunjung,” tambahnya.
Setiap langkah yang diambil menunjukkan komitmen bandara untuk menjaga keselamatan penumpang dan staf, meskipun tekanan dari situasi yang tidak terduga muncul. Petugas tidak hanya fokus pada perbaikan fisik, tetapi juga memberikan informasi yang jelas kepada pengguna jasa bandara.
Pernyataan dari Pihak Kepolisian Mengenai Insiden Tersebut
Kapolsek Ternate Utara, Iptu Wahyuddin, juga memberikan konfirmasi mengenai insiden ambruknya plafon ini. Ia mengatakan pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kejadian.
“Kami mengumpulkan informasi dan melakukan penyelidikan untuk memahami lebih lanjut tentang insiden ini,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, yang menjadi kabar baik di tengah situasi yang mengkhawatirkan.
Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa plafon yang ambruk diperkirakan memiliki panjang sekitar seratus meter. Sementara itu, pihak berwenang telah berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk melakukan perbaikan secepat mungkin.
Perlunya Tindakan Preventif di Lokasi Strategis
Insiden ambruknya plafon ini menyoroti perlunya tindakan preventif di berbagai lokasi strategis seperti bandara, terutama di daerah yang rawan cuaca ekstrem. Mengingat pentingnya keselamatan penumpang, setiap infrastruktur perlu diawasi dan diperbarui secara berkala.
Berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah dan pihak berwenang, diharapkan dapat merumuskan dan menerapkan strategi yang lebih baik dalam pemeliharaan fasilitas publik. Dalam hal ini, evaluasi menyeluruh terhadap struktur bangunan harus menjadi prioritas.
Pada akhirnya, insiden ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak untuk senantiasa berwaspada dan segera mengambil langkah-langkah preventif sebelum situasi tak terduga terjadi. Kejadian seperti ini bisa menimbulkan dampak yang lebih besar jika tidak ditangani dengan tepat.