Polri akan memfokuskan upaya pemulihan di Sumatra Barat setelah bencana banjir yang melanda wilayah tersebut. Proses pembangunan hunian sementara (huntara) di tiga lokasi bagi korban peristiwa tersebut sudah dipersiapkan secara matang dengan dukungan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.
Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa pembangunan huntara ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat yang terimbas bencana. Setidaknya, ratusan unit huntara akan dibangun, dimulai pada bulan Januari mendatang.
Pihak Polri mengambil langkah aktif dalam mengatasi dampak bencana, tidak hanya terbatas pada pemulihan infrastruktur. Mereka juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak serta memastikan akses air bersih diperlukan bagi masyarakat.
Upaya Pembangunan Hunian Sementara untuk Korban Banjir
Untuk mendukung kebutuhan pengungsi, Polri menetapkan tiga lokasi prioritas yang akan menjadi tempat pembangunan huntara. Diharapkan dengan adanya hunian sementara ini, masyarakat bisa mendapatkan perlindungan yang layak setelah kehilangan tempat tinggal.
Wakapolri menegaskan bahwa pembangunan huntara tersebut bekerja sama dengan berbagai pihak agar bisa segera terselesaikan. Di samping itu, upaya ini juga mencerminkan kehadiran Polri di tengah-tengah masyarakat, baik dalam masa darurat maupun pascabencana.
Pembangunan huntara ini direncanakan dapat mengakomodasi ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan, proses pembangunan diharapkan berjalan lancar.
Penyediaan Kebutuhan Dasar bagi Pengungsi
Polri juga berusaha memastikan adanya akses air bersih bagi para pengungsi dengan membangun sejumlah sumur bor. Dari target yang ditetapkan, sebanyak 150 titik sumur bor sudah dibangun dan ditujukan untuk lokasi pengungsian serta fasilitas umum.
Pengadaan air bersih ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit di tengah kondisi sulit yang dihadapi oleh masyarakat. Polri bersama TNI dan pemerintah daerah berkolaborasi untuk mengerahkan tangki air bersih guna memenuhi kebutuhan harian masyarakat.
Distribusi bantuan sembako menjadi bagian dari upaya lebih luas yang dikoordinasikan oleh Polri. Total bantuan mencapai sekitar 30 ton, yang terdiri dari beras, minyak goreng, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.
Kerja Sama antara Polri, TNI, dan Relawan untuk Masyarakat
Menjelang bulan Ramadan, Polri bersama-sama dengan TNI dan relawan menginisiasi kerja bakti untuk membersihkan tempat ibadah yang terkena dampak banjir. Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mempersiapkan momen suci tersebut.
Kegiatan ini juga menunjukkan kepedulian Polri terhadap kesejahteraan masyarakat yang terdampak bencana. Dalam pernyataannya, Dedi menekankan perlunya persiapan sejak awal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari kesehatan hingga pendidikan anak-anak.
Kehadiran Polri di tengah masyarakat pada masa sulit ini menjadi simbol solidaritas dan dukungan. Hal ini diperlukan agar masyarakat merasa diperhatikan dan didukung dalam bangkit kembali setelah bencana yang melanda.
Kenaikan Jumlah Korban Akibat Banjir dan Longsor di Wilayah Sumatra
Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di daerah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus meningkat. Jumlah tersebut mencapai 1.138 jiwa per tanggal 27 Desember, menunjukkan dampak serius dari bencana.
Kenaikan jumlah korban pun memicu perhatian dan keprihatinan dari berbagai pihak. Masyarakat dan pemerintah diharapkan untuk bersatu dalam memberikan dukungan kepada keluarga yang terkena musibah.
Dari laporan BNPB, satu korban jiwa tercatat bertambah dari sebelumnya. Ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, dan perlunya sistem peringatan dini yang lebih efektif untuk mengurangi risiko di masa depan.













