Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa tidak ada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditutup secara permanen. Hal ini disebabkan semua SPPG yang mengalami insiden keracunan dalam Program Makan Bergizi (MBG) telah melakukan perbaikan yang diperlukan dengan maksimal.
Dadan menegaskan bahwa SPPG yang tersangkut insiden keamanan pangan tidak pernah mengalami kejadian berulang. Seluruh SPPG telah melakukan evaluasi yang mendalam dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan setelah kejadian tersebut.
“Jadi, setelah mengalami insiden, langsung ada perbaikan,” tambah Dadan di Kantor BGN yang terletak di Jakarta Pusat. Ia menyebutkan bahwa respons cepat terhadap insiden tersebut merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan pangan.
Pentingnya Proses Evaluasi dalam Pemenuhan Gizi
Prosedur yang diterapkan oleh BGN untuk menangani insiden keamanan pangan sangat sistematis. Dalam kasus SPPG yang mengalami kejadian luar biasa terkait MBG, BGN telah memberhentikan pelayanan sementara untuk melakukan evaluasi dan perbaikan.
Setelah proses perbaikan, SPPG melakukan pengujian untuk memastikan bahwa semua standar operasional dipenuhi. Dadan menekankan bahwa evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Ia juga menyatakan bahwa pengembalian pelayanan kepada masyarakat dilakukan hanya setelah proses perbaikan dianggap cukup memadai. Hal ini bertujuan untuk mencegah terulangnya masalah serupa di masa depan.
Peran SPPG dalam Menangani Keamanan Pangan
SPPG memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan akses masyarakat terhadap makanan bergizi. Dadan menjelaskan bahwa SPPG yang pernah terdampak insiden berusaha keras untuk memperbaiki citra mereka di mata publik dan masyarakat.
Dalam proses ini, komunikasi yang efektif dengan masyarakat sangatlah penting. SPPG perlu mengedukasi masyarakat mengenai langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan kualitas dan keamanan pangan yang disajikan.
Dari situ, Dadan menekankan bahwa kepercayaan masyarakat akan semakin meningkat seiring dengan transparansi informasi tentang tindakan yang dilakukan SPPG setelah insiden terjadi.
Anggaran dan Capaian Program Makan Bergizi
Salah satu indikator keberhasilan Program Makan Bergizi (MBG) adalah pencapaian serapan anggaran. Hingga saat ini, serapan anggaran MBG tercatat mencapai Rp 43 triliun, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam bidang gizi masyarakat.
Dengan 42,7 juta penerima manfaat, BGN optimis bahwa target 82,9 juta penerima manfaat dapat tercapai hingga akhir tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam pemenuhan gizi nasional mulai menunjukkan hasil yang positif.
Ke depan, Dadan mengharapkan agar semua SPPG tetap menjaga kualitas pelayanan mereka agar program ini dapat terus berjalan sukses dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.















